Rabu 27 Jul 2016 14:21 WIB

Dampak Serangan Prancis, Pendapatan Maskapai Turun

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Tentara Prancis berjaga di gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Selasa, 26 Juli 2016. Dua pria menyerang gereja dan menyandera sejumlah jemaat. Serangan menewaskan pendeta 84 tahun.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Tentara Prancis berjaga di gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Selasa, 26 Juli 2016. Dua pria menyerang gereja dan menyandera sejumlah jemaat. Serangan menewaskan pendeta 84 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Serangan baru-baru ini di Prancis membebani penjualan pada kuartal kedua tahun ini. Hal tersebut membuat Air France-KLM memperingatkan tentang Prancis sebagai tujuan.

Kelompok maskapai melaporkan lima persen penurunan pendapatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Air France juga bergabung dengan penerbangan Eropa lainnya dalam peringatan dampak tinggi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Namun, laba usaha naik 13 persen menjadi 317 juta euro, sebagian karena biaya bahan bakar yang lebih rendah.

"Konteks global pada 2016 masih sangat tidak pasti, yang mengakibatkan peningkatan tekanan pada pendapatan satuan dan perhatian khusus tentang Prancis sebagai tujuan," kata perusahaan penerbangan itu dilansir BBC News, Rabu (27/7).

Hasil Air France-KLM dikeluarkan beberapa jam setelah seorang pendeta dibunuh oleh dua orang bersenjata di gereja Prancis. Kejadian itu menambah serentetan serangan di Eropa yang telah mempengaruhi permintaan perjalanan setelah suara Brexit.

Seorang analis di Liberum Gerald Khoo mengatakan, hasil tidak seburuk yang dikhawatirkan seperti penghematan bahan bakar telah mengimbangi penurunan penjualan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement