REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Masyarakat Muslim di sejumlah wilayah Prancis dan Italia menghadiri misa Katolik pada Ahad (31/7) sebagai bentuk solidaritas setelah terbunuhnya seorang pendeta Prancis di Normandia oleh kelompok milisi kelompok garis keras ISIS.
Para pelaku penyerangan membawa pisau ke sebuah acara kebaktian di gereja Katolik di Saint Etienne du Rouvray, Prancis barat pada 26 Juli dan membunuh seorang pendeta Katolik Roma berusia 85 tahun. Serangan tersebut diklaim oleh kelompok milisi ISIS.
Pimpinan Masjid Agung Paris, Dalil Boubakeur, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Muslim Prancis nampak menghadiri kebaktian pagi di Katedral Notre-Dame di Paris pada Ahad waktu setempat. Basilika Saint-Denis, di luar Paris, juga dipadati ratusan umat Katolik, dan sejumlah besar umat Islam dan umat dari keyakinan lain yang muncul setelah pihak berwenang keagamaan di Prancis menyeru warga untuk menunjukkan simpati kepada masyarakat Katolik.
"Saya sangat senang kami mengundang masyarakat Muslim. Kami juga berbagi duka mereka, duka dari siapa saja yang menderita dalam segala hal. Sentimen yang ditunjukkan sangat, sangat kuat. Beberapa dari mereka bahkan merasakan kepedihan," kata seorang perempuan katolik Danielle Ludon kepada Reuters.
Diantara mereka yang hadir dalam kebaktian adalah seorang perempuan Muslim bernama Hayat yang datang bersama putrinya dan suaminya. "Pada dasarnya ini adalah pesan persatuan, disamping pesan perdamaian, ini semua sungguh tentang kesatuan," katanya.
Para ulama yang mewakili kelompok Muslim juga hadir dalam misa di kota-kota Italia dan termasuk di Santa Maria di Trastevere, Roma dan Santa Maria di Caravaggio, Milan.
"Terima kasih kepada semua masyarakat Muslim Italia yang sudah mengarahkan kelompoknya untuk melawan fundamentalisme," kata Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni di Twitter.
Italia, seperti halnya Prancis, sedang meningkatkan pengawasan di masjid-masjid setelah terjadi gelombang serangan di Prancis dan Jerman.