REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Para pemuka agama di Prancis menyerukan persatuan dan solidaritas setelah pertemuan dengan Presiden Francois Hollande, Rabu (27/7). Pertemuan digelar di Istana Elysee antara Hollande dengan pemuka agama dari Katolik Roma, Ortodoks, Islam dan Yahudi.
Uskup Agung Paris Kardinal Andre Vingt-Trois menyeru umat Katolik menghapuskan kebencian di hati mereka. Ia meminta pemeluk agama Katolik tidak masuk dalam permainan ISIS.
"Mereka hanya ingin membuat anak-anak dalam keluarga yang sama menyerang satu sama lain," kata dia.
Pemimpin Masjid Agung Paris Dalil Boubakeur mengatakan Muslim Prancis harus memasukkan dua agenda lagi di komunitas.
Baca: Presiden Hollande Gelar Pertemuan dengan Pemuka Agama
Boubakeur mengatakan harus ada pelatihan yang lebih baik bagi imam Muslim. Ia juga mendesak adanya reformasi institusi Muslim di Prancis. Boubaker tidak menjelaskan lebih lanjut.
Jaksa Prancis sejauh ini telah mengidentifikasi seorang pelaku penyerangan pendeta Paris. Pelaku Adel Kermiche masih berusia 19 tahun dan ia tinggal di Normandy. Otoritas mengatakan ia pernah dua kali mencoba pergi ke Suriah menggunakan dokumen identitas anggota keluarganya.
Ia ditangkap di luar Prancis dan kemudian dipulangkan. Ia diserahkan pada otoritas dan diberi gelang pelacak karena berisiko melakukan tindak terorisme. Saat melakukan penyerangan gereja ia masih mengenakan gelang pelacak tersebut.
Identitas pelaku kedua belum dipublikasikan.