REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Ketika Jennelyn Olaires menangis sambil memeluk tubuh suaminya yang tewas dibunuh di Filipina, Presiden Rodrigo Duterte menyebutnya melodramatis.
Ratusan tersangka pengedar narkoba tewas sejak Duterte menjabat satu bulan lalu. Enam orang dibunuh dalam satu malam di Manila, di antaran Michael Siaron (29 tahun), suami Olaires yang ditembak mati penyerang tak dikenal.
"Seorang teman menyebut bahwa Michael ditembak. Aku berlari keluar untuk melihat dia," kata perempuan 26 tahun itu.
Puluhan pembunuhan serupa terjadi hampir setiap hari di Filipina, tapi dengan parahnya peredaran narkoba dan kejahatan yang begitu berakar, tindakan tersebut nyaris tanpa kemarahan publik.
Sekitar 316 pengedar narkoba diduga tewas dari 1-27 Juli, 195 di antaranya adalah pembunuhan main hakim sendiri. Kelompok hak asasi manusia menempatkan jumlah jasad korban hukuman mati setidaknya dua kali lipat jumlah resmi.
Duterte tidak mengutuk pembunuhan main hakim sendiri. Ia bahkan telah mempromosikan mereka. "Bunuh narkoba, bukan orang," kata Olaires saat ditanya apakah ia mempunyai pesan kepada Duterte.