REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Korban tewas ledakan di sebuah rumah sakit besar di kota Quetta, Pakistan, Senin (8/8) mencapai 40 orang dari yang sebelumnya dilaporkan menewaskan 30 orang tewas. Jumlah korban ledakan dikhawatirkan bisa bertambah.
Rekaman video grafis dari tempat kejadian menunjukkan tubuh berserakan di tanah. Beberapa jasad tampak masih berasap, antara genangan darah dan kaca yang hancur. Beberapa korban menangis dan menghibur satu sama lain.
Ledakan terjadi setelah pelayat termasuk wartawan dan pengacara berkumpul di rumah sakit setelah penembakan fatal seorang pengacara senior lokal. Banyak korban tewas mengenakan jas hitam dan dasi.
"Sejumlah pengacara dan beberapa wartawan telah berkumpul di rumah sakit setelah kematian presiden Balochistan Bar Association dalam insiden penembakan terpisah pagi ini," ujar Sekretaris provinsi Balochistan Akbar Harifal di mana ledakan terjadi, seperti dilansir Channel News Asia, Senin (8/8).
Pengacara Bilal Anwar Kasi menjadi sasaran dua orang bersenjata tak dikenal saat pagi hari meninggalkan rumahnya untuk bekerja. Tidak ada klaim bertanggung jawab segera setelah serangan.
Balochistan yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan memiliki sumber daya minyak dan gas, tetapi menderita oleh militan Islam, kekerasan sektarian antara suni dan syiah dan pemberontakan separatis.