Rabu 24 Aug 2016 09:04 WIB

Pengalaman Wartawan Indonesia Dijamu Fethullah Gulen

Fethullah Gulen
Foto: reuters
Ulama Turki yang tinggal di AS, Fethullah Gulen.

Ketika sekulerisme di Turki menegasikan peran agama dalam kehidupan masyarakat, sehingga kaum elit dididik dengan cara hidup dan nilai-nilai Barat sementara orang-orang di desa semakin sengsara dan terhimpit, muncul gerakan-gerakan politik dan sosial yang ingin mengembalikan negeri tersebut dalam balutan ajaran Islam.

Gulen merupakan satu di antara para tokoh gerakan politik dan sosial tersebut. Nama gerakan itu adalah Hizmet yang sering pula disebut Gerakan Gulen yang diambil dari nama pendirinya, ulama Fethullah Gulen. Gerakan Gulen yang transnasional ini memiliki jutaan pengikut di dalam dan di luar Turki.

Gerakan Gulen menyingkirkan para Kemalis, terutama di tubuh militer dan peradilan, dengan menempatkan para aktivis hizmet pada posisi-posisi yang selama ini diisi para Kemalis.

Sejak akhir 1980-an, gerakan ini menjadi pemain berpengaruh dalam politik Turki, setelah kader-kadernya mengisi sistem birokrasi, peradilan, pendidikan, parlemen dan ekonomi.Gulen mengasingkan diri di Pennsylvania, Amerika Serikat sejak 1999, setelah dituduh berusaha menggulingkan rezim sekuler Turki.

Muhammed Fethullah Gulen, selain terkenal sebagai ulama besar di negara tersebut juga dikenal sebagai tokoh pendidikan.Dia memandang ilmu pengetahuan dan agama sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Karenanya, Gulen mendorong penelitian ilmiah dan kemajuan teknologi melalui pendidikan.

Sekolah-sekolahnya tersebar di seluruh dunia termasuk Pioneer Academy di New Jersey, Amerika Serikat. Walaupun Fethullah Gulen seorang ulama, sekolah-sekolahnya tidak secara khusus memberi pelajaran agama, dan menerima pelajar dari berbagai kalangan dan negara.

Menurut Mehmet Yasar, Wakil Ketua yayasan pendidikan milik Fethullah Gulen, Golden Generation, Pioneer Academy menyelenggarakan pendidikan mulai tingkat taman kanak-kanak hingga kelas 12 (setingkat sekolah menengah atas).

Saat ini, Pioneer Academy memiliki 160 siswa termasuk pelajar dari berbagai negara, antara lain Jepang, Thailand, dan Kamboja. Mehmet menambahkan sekolah tersebut juga menyediakan asrama bagi pelajar pria.Setelah Shalat Ashar berjamaah, Gulen menjamu para wartawan Indonesia dengan teh khas Turki sambil menjawab pertanyaan dengan bahasa Turki yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Osman.

Di ruangan pribadinya yang berukuran sekitar 4 x 6 meter dengan perabotan sederhana, Gulen mengatakan bahwa orang Indonesia memiliki karakter yang baik dan ramah.

Gulen senang bahwa sekolah Turki yang ada di Indonesia tidak ditutup pascakudeta gagal pada 15 Juli 2016, karena menurutnya memang tidak ada kaitannya dengan peristiwa tersebut.

Ketika hari mulai petang dan Gulen tampak mulai letih, Osman meminta wartawan Indonesia untuk mengakhiri bincang-bincangnya yang telah berlangsung sekitar satu jam, agar tokoh agama tersebut bisa beristirahat. Hingga saat ini Fethullah Gulen belum menikah dengan alasan ingin berkonsentrasi belajar agama Islam dan melakukan syiar dari satu tempat ke tempat lain termasuk di beberapa negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement