Rabu 07 Sep 2016 15:16 WIB

AS Minta Duterte Tunjukkan Rasa Saling Menghormati

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.
Foto: REUTERS/Lean Daval Jr
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Luar Negeri AS dan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton tidak tinggal diam setelah insiden penghinaan oleh Presiden Filipina, Selasa (6/9). Rodrigo Duterte diminta menghormati hubungan kedua negara.

Kemlu dan Hillary menekankan hubungan kedua negara perlu berdasar pada rasa saling menghormati. "Kata-kata itu penting dan kami ingin melihat suasana yang ramah dan terbuka agar hubungan kuat," kata Juru bicara Kemlu, Mark Toner di Washington.

Hillary mendukung langkah Obama yang membatalkan pertemuan dengan Duterte. Ia mengatakan hal itu perlu dilakukan untuk menunjukan pentingnya saling menghormati.

"Kita punya banyak hubungan antara AS-Filipina dan saya rasa ini sangat penting, tapi tetap harus ada tingkat penghormatan antara keduanya," katanya dalam perjalanan saat kampanye. Obama seharusnya bertemu Duterte di Laos.

Pada Maret, AS dan Filipina menyepakati perjanjian keamanan baru. Lima lokasi untuk fasilitas militer AS di Filipina telah ditentukan. Perjanjian ini memberi AS ruang lebih luas untuk keberadaan militernya di wilayah.

Menteri Pertahanan AS, Ash Carter mengatakan hubungan pertahanan AS-Filipina sangat kuat dan berkelanjutan. Pada reporter, Carter menggambarkan menteri pertahanan Filipina yang baru, Delfin Lorenzana adalah orang yang mengetahui semua hal tentang hubungan kedua negara.

Baca juga,  Duterte Menyesal Hina Obama,

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement