Jumat 09 Sep 2016 13:55 WIB

Ketegangan dengan Obama Jadi Pelajaran Duterte

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.
Foto: REUTERS/Lean Daval Jr
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam konferensi pers di Davao, Filipina selatan, 21 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID,  VIENTIANE -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akhirnya berjabat tangan. Ini pertama kalinya mereka berjabat tangan setelah Duterte menyebut Obama sebagai anak wanita jalang.

Duta Besar Filipina untuk Amerika Marciano Paynor mengatakan, adanya ketegangan antara Duterte dengan Obama kemarin merupakan pelajaran berharga bagi Duterte. Ini merupakan pelajaran dan pengalaman baru.

"Duterte harus belajar menyesuaikan diri. Ia dalam masa transisi dari seorang wali kota menjadi seorang kepala negara," katanya, kamis, (8/9).

Duterte, ujar Paynor, memang harus memiliki pengalaman seperti ini dengan Obama. "Dia harus mengalaminya, kalau belum pernah mengalami nanti tak akan tahu bagaimana cara melakukannya."

Baca juga, Duterte Menyesal Hina Obama.

Sebelumnya, Obama sempat marah dengan penghinaan yang dilontarkan Duterte kepadanya. Bahkan ia membatalkan pertemuan di antara keduanya. Namun dengan pertemuan yang sebentar ini ketegangan sudah mulai berkurang

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement