Rabu 14 Sep 2016 14:05 WIB

Cerita Jamaah Haji Iran yang Mengaku Ditindas di Negaranya

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto:
Arab Saudi - Iran diminta Berdamai

Ia menilai sejak revolusi, Iran telah berulangkali mencoba membentuk opini dengan menunjukkan kepada dunia jika Saudi tak bisa mengelola Dua Masjid Suci. Mereka juga ingin mengontrol pelaksanaan haji. "Ini jelas isu politik dengan motif politik," ujarnya.

Perang kata-kata antara Saudi dan Iran memanas dalam beberapa waktu terakhir, terutama terkait dengan penanganan haji. Iran menganggap Saudi tak becus mengelola haji. Saudi membantah tudingan tersebut.

Khamenei mengkritik Saudi terkait dengan insiden haji tahun lalu yang menyebabkan ratusan orang tewas.  Ia menuduh Saudi telah melakukan 'pembunuhan' beberapa di antaranya dan menggambarkan penguasa Saudi tak bertuhan dan tidak beragama.

Grand Mufti Saudi Syeikh Abdulaziz al-Syeikh mengaku tak terkejut dengan tuduhan tersebut. "Kita harus memahami bahwa mereka bukanlah Muslim, musuh utama mereka adalah pengikut Suni," ujar Al-Syeikh seperti dikutip Arab News.

Baca juga, Putra Mahkota Saudi: Iran Ganggu Keamanan Haji.

Ia menggambarkan pemimpin Iran sebagai anak-anak 'tukang sihir' mengacu pada paham Zoroaster yang diyakini bangsa Persia sebelum kedatangan Islam. Menanggapi tudingan tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menilai hal itu bukti dari kefanatikan pemimpin Arab.

Pemimpin Organisasi Baloch Human Right Citizen mengatakan, bagaimana Khamenei bisa disebut Amir al-Mukiminin jika ia tak mengizinkan Suni menjalankan keyakinannya di Iran.

Ia pun menyebut berbagai macam penindasan lainnya di seluruh aspek. Seperti tidak dizinkan untuk menjalankan tradisi budaya atau berbicara dengan bahasa asli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement