Pasukan penjaga perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendarat di Timor Timur pada 20 September 1999. Kedatangan PBB bertujuan mengakhiri kekerasan yang dialami oleh warga Timor Timur karena mereka memilih untuk merdeka dari Indonesia.
Ada sekitar 1.190 tentara PBB yang tergabung dari Australia dan Selandia Baru. Mereka sampai pukul 01.40 dini hari di Bandara Komoro, ibu kota Dili.
Warga yang tewas diperkirakan telah mencapai ribuan sejak pemilu di Indonesia yang dilaksanakan pada 4 September 1999. Anggota Angkatan Internasional PBB untuk Timor Timur (Interfet) bekerja sama dengan militer Indonesia TNI dalam menjaga perdamaian.
"TNI telah cukup membantu dan kami belum melihat adanya milisi," kata Pemimpin Pasukan PBB Brigadir Mark Evans, dilansir dari BBC.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris John Spellar mengatakan tujuan utama Interfet adalah melindungi warga dari kelompok milisi. Secara bertahap pasukan Interfet akan memasuki Dili hingga mencapai 8.000 tentara dari 20 negara.
Selain itu, Interfet juga akan membangun kembali jalur untuk memasok makanan, bantuan dan listrik. Sebagian besar jalur yang ada telah ditinggalkan penduduknya.
Selanjutnya: Festival Film Cannes Pertama Kali Digelar