Selasa 20 Sep 2016 08:46 WIB

Cerita Mengerikan ISIS Mutilasi Organ Anggota Demi Uang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Pasukan ISIS
Foto:

Menurut analis senior HIS, Ludovico Carlino, kelompok ISIS masih menguasai wilayah yang dikuasainya, namun pendapatannya yang anjlok ini sangat berpengaruh bagi keberlangsungan kelompok tersebut dalam menjalankan kekuasaannya di wilayah itu dalam jangka panjang.

Kelompok ISIS juga dilaporkan telah kehilangan sekitar 22 persen wilayahnya sejak pertengahan 2014 lalu. Artinya, terdapat sekitar enam juta orang yang saat ini ada di bawah kekuasaan mereka. Angka ini menurun dibandingkan dua tahun lalu, yakni sekitar sembilan juta orang yang berada di bawah kekuasaan kelompok tersebut yang kemudian menyebabkan kerugian pajak yang cukup besar.

Di tempat terpisah, dilansir dari website berita al-Monitor, Siruwan al-Mosuli mengatakan ISIS mulai terlibat dalam penjualan organ manusia pada 2014 silam. Menurutnya, komandan ISIS telah mempekerjakan seorang dokter asing untuk menjalankan sistem perdagangan organ dari sebuah rumah sakit di kota Mosul, utara Irak yang telah dikuasai. Praktek inipun telah menghasilkan keuntungan yang sangat besar.

Bahkan, ia juga menyebut kelompok tersebut bahkan telah membentuk divisi penyelundupan spesialis organ yang bertanggung jawab menjual jantung, hati, dan ginjal manusia di pasar gelap internasional.

"Akhir-akhir ini al-Mosuli memperhatikan adanya gerakan yang cukup mencurigakan di dalam fasilitas medis di Mosul Arab dengan para ahli bedah asing yang dipekerjakan, namun mereka dilarang berhubungan dengan dokter-dokter setempat. Kemudian terdapat informasi adanya penjualan organ," kata laporan tersebut.

Di dalam laporan tersebut juga disebutkan, operasi dilakukan di rumah sakit dan organ yang diambil dengan cepat dipindahkan melalui jaringan spesialis perdagangan organ manusia. Mosuli mengatakakan organ-organ tersebut merupakan organ anggotanya yang tewas dalam pertempuran dan dipindahkan ke rumah sakit, organ anggotanya yang terluka dan yang diabaikan, atau organ milik warga yang diculik.

Kantor berita Assyrian Internasional pun melaporkan, sebagian besar organ-organ tersebut kemudian diselundupkan keluar dari Suriah dan Irak ke negara-negara tetangga seperti Arab Saudi dan Turki, di mana terdapat banyak kelompok kriminal yang menjualnya ke pembeli di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement