Rabu 21 Sep 2016 17:50 WIB

Sang Pembersih Darah Bekas Pembunuhan

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Donovan Tavera merupakan seorang pembersih forensik yang pertama di Meksiko.
Foto: Bénédicte Desrus / Alamy
Donovan Tavera merupakan seorang pembersih forensik yang pertama di Meksiko.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Meksiko merupakan salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Pernahkan terlintas siapa yang membersihkan darah di lokasi pembunuhan saat polisi dan penyelidik telah pergi?

Donovan Tavera merupakan seorang pembersih forensik yang pertama di Meksiko. Ia bertugas membersihkan darah usai terjadinya peristiwa pembunuhan. Tak semua orang berani membersihkan darah yang berceceran usai pembunuhan. Namun rupanya Tavera berbeda dengan orang lain. Ia justru terpesona melihat darah, tak ada rasa takut apalagi ngeri.

Ia tertarik pada darah sejak kecil. Saat itu ia berusia 12 tahun ketika melihat kasus pembunuhan pertama kali. Seorang laki-laki mati tergeletak di jalan. Ia datang melihat dan menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh laki-laki tersebut. Laki-laki itu tergeletak di jalan tanpa baju.

Seperti dilansir BBC, (19/9), Tavera sangat penasaran saat melihat darah laki-laki itu mengucur dan mengalir sampai ke jalan. Ia tak takut sama sekali, ia hanya merasa penasaran saja. Ini merupakan awal mula ia tertarik dengan darah.

Saat laki-laki itu mati di jalan, para saksi dan polisi kemudian datang. Ia terus menunggu jika ada seseorang datang untuk membersihkan darah yang berceceran itu. Namun meski lama ditunggu tak seorang pun datang membersihkan darah bekas pembunuhan itu.

Bahkan darah yang mengalir itu sampai ke depan rumahnya. Ibunya hanya membersihkan dengan menyiramkan air agar tak masuk ke dalam rumah.

"Siapa yang akan membersihkan darah usai pembunuhan itu. Siapa?" tanya Tavera kepada ibunya.

Ia juga bertanya kepada ayahnya, "Darah itu akan diapakan usai terjadinya pembunuhan? Bagaimana membersihkan darah itu?" Namun ayahnya bosan dengan pertanyaannya selama berhari-hari dan memintanya diam.

Akhirnya Tavera berhenti bertanya pada ayahnya dan siapa pun. Ia mencoba mencari jawabannya sendiri. Ia pergi ke perpustakaan dan mencari buku tentang pengobatan. Namun buku itu terlalu umum dan tak mampu memberikan jawaban yang ia butuhkan.

Kemudian ia terus mencari buku dan akhirnya menemukan buku pengobatan forensik. Di sana menerangkan tentang apa yang terjadi pada tubuh manusia setelah kematian. Ia belajar banyak.

Baca: Sejarah Hari Ini: Kesaksian Bill Clinton Soal Perselingkuhan dengan Lewinsky

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement