Sabtu 01 Oct 2016 22:09 WIB

Australia Diklaim Sebagai Pelopor Dunia Pengobatan Hepatitis C

Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi)
Foto:

Akses dan kesadaran untuk berobat jadi masalah bagi warga minoritas

Penelitian kedua dari Pusat Penelitian dan Kesehatan Sosial UNSW menunjukan, akses dan kesadaran pengobatan di antara warga minoritas lainnya terus menjadi masalah. Riset ini menemukan, dari 405 laki-laki gay dan biseksual yang disurvei, hanya sekitar sepertiganya yang menyadari pengobatan untuk menyembuhkan hepatitis C tersedia.

Profesor Carla Treloar mengatakan, temuan ini menunjukkan perlunya solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan kelompok minoritas ini.

“Ada sejumlah cara yang membuat komunitas Aborijin  dapat ditargetkan lebih spesifik dan dengan cara yang lebih tepat secara budaya dalam menyediakan informasi, pendidikan dan kemudian menghubungkannya dengan pengobatan dan dukungan bagi para penderita hepatitis C,” ujar Professor Treloar.

“Kita tahu pencegahan lebih efektif dalam urusan biaya dan lebih murah daripada pengobatan. Jadi kami tidak bisa lengah dalam menyediakan teknologi yang kami tahu bisa membantu penderita untuk melindungi dan memperbaiki kesehatan mereka.”

Professor Treloar juga mengatakan, meningkatnya investasi dalam program jarum suntik dan pengobatan pengganti zat aditif juga diperlukan.

Stigma hepatitis C merajalela

Wagner mengatakan, pemahaman budaya yang meningkat terhadap warga Aborijin bisa membantu menurunkan kasus hepatitis di tengah masyarakat.

"Ada banyak ketidakpercayaan antargenerasi di antara warga kulit putih Australia, jadi saya pikir hal itu turun berperan. Masyarakat adalah segalanya karena stigma yang melekat pada hepatitis C masih lazim dan terjadi di luar sana. Jika masyarakat mendukung Anda, Anda tidak merasa malu,” katanya.

Profesor Treloar menemukan, warga Aborijin dengan hepatitis C, yang memiliki hubungan dekat dengan komunitasnya, lebih mungkin menunjukkan ketahanan yang lebih besar, memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan lebih jarang mengalami stigma dibanding mereka yang tak memiliki kedekatan dengan komunitasnya.

Pada usia 50 tahun, Wagner belajar layanan kemanusiaan di universitas dan akan lulus tahun depan. Dia dinyatakan sembuh dari hepatitis C pekan lalu.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/pengobatan-hepatitis-c-di-australia-paling-unggul-di-dunia/7891182
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement