Kamis 06 Oct 2016 17:17 WIB

Badai Matthew, Luluh Lantakkan Haiti

Rep: Puti Almas/ Red: Budi Raharjo
Badai dilihat dari antariksa (ilustrasi)
Foto: NASA
Badai dilihat dari antariksa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Petugas penyelamat di Haiti berupaya mencapai banyak wilayah negara yang terkena dampak badai Matthew, salah satu badai paling kuat di Karibia. Evakuasi warga diperlukan secepatnya, seiring dengan angin yang menghancurkan banyak bangunan dan mengancam keselamatan.

Ribuan orang dilaporkan telah mengungsi di tempat-tempat yang disediakan oleh pemerintah. Sementara, lima orang dilaporkan tewas dalam bencana terbaru di Haiti.

Matthew telah menyebabkan kerusakan parah di banyak wilayah Haiti. Kondisi diperburuk karena rumah-rumah di salah satu negara termiskin dunia itu sangat rapuh dan lingkungan yang rawan banjir.

Hingga Selasa (5/10), kecepatan angin yang dibawa badai itu mencapai 230 kilometer per jam. Salah satu wilayah yang terkena dampak paling parah dilaporkan berada di selatan Haiti, yaitu Grand Anse.

Jembatan utama yang menghubungkan wilayah itu hancur. Begitu juga dengan jalur listrik dan telepon yang terputus akibat badai. "Banyak rumah yang rusak, seperti atap hilang atau bahkan hancur total. Kami akan melakukan perbaikan saat situasi memungkinkan," ujar menteri dalam negeri haiti, Francois Anick, dilansir BBC, Rabu (6/10).

Selain Haiti, beberapa negara di sekitarnya juga terancam oleh badai Matthew. Seperti di Bahama, penerbangan dan transportasi laut telah diminta untuk tidak beroperasi terlebih dahulu.

Begitu juga dengan Florida, Amerika Serikat (AS). Penerbangan dari salah satu negara bagian tersebut telah diminta untuk dihentikan sementara waktu.

Di wilayah timur Kuba, puluhan rumah hancur akibat angin kencang. Bahkan, di Republik Dominika 11 orang dilaporkan tewas akibat terkena reruntuhan dinding akibat badai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement