Kamis 17 Nov 2016 08:27 WIB

Obama Ucapkan Salam Perpisahan ke Sekutu Terdekatnya di Eropa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Presiden AS Barack Obama (kiri) dan Kaselir Jerman Angela Merkel dalam konferensi pers bersama di Berlin, Jerman, Rabu (
Foto: AP
Presiden AS Barack Obama (kiri) dan Kaselir Jerman Angela Merkel dalam konferensi pers bersama di Berlin, Jerman, Rabu (

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Presiden AS Barack Obama terbang ke Jerman untuk mengucap salam perpisahan pada sekutu dekatnya, Angela Merkel. Ia tiba di Berlin pada Rabu (16/11). Kanselir Jerman ini adalah salah satu sekutu terdekat selama delapan tahun Obama menjabat.

Merkel dan Obama akan menggelar pembicaraan bilateral pada Kamis. Hari berikutnya, keduanya akan bergabung dengan para pemimpin negara Prancis, Inggris, Spanyol, dan Italia. Ini adalah kunjungan terakhir Obama ke Eropa sebelum menyerahkan kursinya pada Trump Januari nanti. Obama menggambarkan Merkel sebagai rekan internasional terdekatnya. Keduanya akan makan bersama di Hotel Adlon, Berlin sambil menikmati pemandangan ikon kota, Brandenburg Gate pada Rabu malam.

Dalam kesempatan terakhirnya sebagai pimpinan negara, Obama menekankan nilai-nilai yang dimiliki kedua negara. Majalah Wirtschaftswoche mengatakan kedua negara sama-sama mempromosikan perdagangan bebas dan memiliki pemikiran sama soal perubahan iklim. "Kita tidak bisa kembali pada dunia sebelum globalisasi," kata keduanya. Mereka menekankan manfaat dari perdagangan bebas yang sedang dibahas Uni Eropa dan AS.

Presiden AS terpilih, Donald Trump bisa jadi ancaman baru pada rencana ini. Ia beberapa kali menolak kesepakatan perdagangan bebas. Ia beranggapan hal itu akan berpengaruh pada lapangan pekerjaan AS.

Terpilihnya Trump menjadi sebuah ancaman baru pada hubungan yang sebelumnya sangat dekat. Sebelumnya, Jerman menolak berhubungan dekat saat AS dipimpin oleh Presiden George W Bush. Namun hubungan kembali cair saat dipimpin Obama.

Pekan lalu, Merkel memulai langkah berhubungan dengan Trump. Ia menawarkan kerja sama dengan miliarder tersebut agar kedua negara sama-sama berbagi nilai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement