Rabu 23 Nov 2016 17:31 WIB

Pemimpin Muslimah di Balik Aksi Protes Antikorupsi Malaysia

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Bersih 2.0, gerakan pro-demokrasi dan koalisi antikorupsi Malaysia, Maria Chin Abdullah
Foto: Reuters/Edgar Su
Ketua Bersih 2.0, gerakan pro-demokrasi dan koalisi antikorupsi Malaysia, Maria Chin Abdullah

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ketua Bersih 2.0, gerakan pro-demokrasi dan koalisi antikorupsi Malaysia, Maria Chin Abdullah kini berada dalam sel khusus tahanan Malaysia. Ia seorang aktivis perempuan yang mempelopori aksi protes menentang pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Najib Razak.

Meminta pembebasan terhadapnya, ratusan perempuan dengan mengenakan kaos berwarna kuning berbaris di depan gedung parlemen Malaysia, Rabu (23/11). Mereka mambawa spanduk bertuliskan 'Women 4 Maria' (Perempuan untuk Maria) dan Bebaskan Maria.

Perempuan berusia 60 tahun itu kini dilaporkan mendekam di sel isolasi tanpa jendela. Kesehatan Maria dikhawatirkan karena dirinya memiliki penyakit hipertensi, tekanan darah tinggi, dan osteoartritis yang dapat memburuk sewaktu-waktu.

"Ini adalah penyiksaan yang sebelumnya pernah terjadi kepada seorang pembela hak asasi manusia di negara ini," ujar pernyataan dari kolaisi kelompok perempuan yang tergabung dalam aksi protes itu, dilansir Time, Rabu (23/11).

Chin selama ini dikenal sebagai feminis dan aktivis hak asasi manusia. Ia telah menjadi bagian dari gerakan perempuan Malaysia selama tiga dekade. Saat ini, ia juga menjabat sebagai direktur eksekutif Empower, organisasi non pemerintah yang mendorong perempuan serta kaum muda berpartisipasi dalam politik dan berkampanye untuk kebebasan sipil.

Ia juga disebut sebagai pemimpin politik yang baik. Chin memiliki hubungan baik dengan para politisi perempuan dari oposisi Malaysia.

Pada 1993, ia menikah dengan aktivis Yunus Ali dan menjadi seorang mualaf. Keduanya bertemu di London, di mana masing-masing tertarik karena memiliki kesamaan pandangan mengenai hak-hak sipil.

Setelah suaminya meninggal pada 2010, Chin merasa perlu untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan aktivis. Tiga tahun kemudian, ia mengambil alih Bersih 2.0 dan menduduki jabatan ketua.

Sebelumnya, gerakan Bersih diluncurkan pertama kali pada 2011. Chin disebut sebagai satu-satunya perempuan yang menjadi pemimpin aktivis oposisi tanpa pengaruh dari politikus laki-laki di Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement