Sabtu 17 Dec 2016 18:10 WIB

Hope School, Sekolah Alternatif Bagi Anak-Anak Suriah

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Imigran yang tiba di Yunani berasal dari Suriah, Irak dan Afghanistan.
Foto: ap
Imigran yang tiba di Yunani berasal dari Suriah, Irak dan Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Mentari tenggelam saat anak-anak pengungsi Suriah masih sibuk bermain. Ada anak-anak yang asik bermain ayunan, ada pula yang bermain sepeda. Tempat pengungsi Skaramagas di dekat Athena merupakan rumah bagi 3.000 anak-anak pengungsi Suriah, Kurdi, Irak, dan Afganistan. 

Seorang pengungsi Suriah Deyaa Orfali (28 tahun) mengatakan, ia melarikan diri dari Suriah setelah dia diperintah untuk menjadi tentara Suriah pendukung Presiden Bashar Assad. Namun, ia menolak perintah itu dan memilih melarikan diri.

Sejak April lalu, Orfali telah bekerja sebagai guru di Hope School. Sekolah ini merupakan sekolah bagi anak-anak pengungsi berusia 5 tahun sampai 13 tahun di tempat pengungsi Skaramagas.

Berjalan melalui pagar kawat, Orfali memberikan salam kepada anak-anak dan orang tuanya. "Kadang saya melihat anak-anak bermain dengan anjing dan lumpur."

Kehidupan di tempat pengungsian berat bagi orang-orang yang rentan seperti anak-anak. "Sebagian besar orang di sini menunggu untuk dipindahkan atau dipersatukan di mana saja di Eropa."

Orfali dan 21 guru lainnya mengajarkan seni, matematika, bahasa Inggris, Arab, dan Persia. Mereka mengajarkan para siswa di sembuah kontainer yang sudah diubah menjadi ruang-ruang kelas.

Sekolah, ujar Orfali, memberikan tempat alternatif bagi anak-anak daripada bermain di pinggir jalan atau hanya sekedar duduk-duduk bersama keluarganya di rumah kontainer sepanjang hari. "Dengan masuk sekolah mereka lebih terorganisir," katanya. Dengan bersekolah, kata dia, anak-anak sekarang bisa menulis dan membaca. Peran Hope School cukup membantu anak-anak di sini yang cukup penting.

Para pengungsi enggan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Yunani sebab mereka sebenarnya ingin pindah ke negara Eropa lainnya. "Jika mereka sekolah di Yunani maka anak-anak itu harus belajar bahasa Yunani selama setahun."

Menurut Orfali, Hope School tak bisa menjadi institusi pendidikan resmi. Ini hanya menjadi sekolah alternatif untuk mengisi waktu mereka selama di Yunani dan mempersiapkan diri mereka untuk masuk sekolah sungguhnya saat mereka pindah ke negara lain penerima suaka.

Pada September lalu, ada penolakan kuat dari warga Yunani setelah Pemerintah Yunani mengumumkan akan memberikan izin bagi 22 ribu anak-anak pengungsi untuk bersekolah di sekolah lokal Yunani. Sekelompok orang tua siswa di Yunani mengirim surat terbuka yang isinya mengecam Kementerian Pendidikan. Dalam surat terbukanya mereka menyatakan tak terima jika tiba-tiba anak-anak pengungsi bersekolah di sekolah anak-anaknya tanpa ada kompromi lebih dulu.

Lebih dari 62 ribu pengungsi dan migran terdampar di Yunani sejak Macedonia menutup perbatasannya pada Maret lalu. Penutupan Macedonia secara efektif menutup jalan bagi pengungsi untuk pergi ke Balkan Barat dan menuju Eropa Barat.

Lebih dari sejuta pengungsi dan migran mencapai pantai-pantai Eropa pada tahun lalu. Lebih dari 352 ribu pengungsi datang tahun ini. Setidaknya 4.773 pengungsi tenggelam di lautan saat melakukan perjalanan mengerikan lewat laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement