Senin 09 Jan 2017 13:19 WIB

Ini Jenderal Pakistan yang akan Pimpin Aliansi Militer Islam

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Raheel Sharif.
Foto: Pakistan TV
Raheel Sharif.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Mantan kepala militer Pakistan, Raheel Sharif, segera ditunjuk sebagai komandan pertama 'NATO' versi Muslim, IMAFT. IMAFT atau Islamic Military Alliance to Fight Terrorism adalah sebuah aliansi militer dari negara-negara Islam yang sebagian besar Sunni pimpinan Arab Saudi.

IMAFT didirikan pada akhir 2015 sebagai bentuk perlawanan terhadap ISIS dan terorisme secara umum. Namun, aliansi militer ini tak didukung oleh Iran, musuh utama Arab Saudi.

Adapun Sharif merupakan seorang purnawirawan jenderal yang sampai saat ini banyak dipuji setelah sebelumnya memimpin satu juta tentara Pakistan selama tiga tahun.

Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, telah mengonfirmasi penunjukan Sharif sebagai pemimpin IMAFT, koalisi 39 negara yang berpusat di Riyadh.

Seperti dikutip media Saudi, Al-Arabiya, Islamabad telah lama berjuang untuk menemukan keseimbangan dengan Arab Saudi. Bagi Pakistan, Arab Saudi adalah negara pelindung yang merupakan rumah bagi ribuan pekerja asing Pakistan. Islamabad juga berharap Saudi dapat menjual gasnya kepada Pakistan yang sulit sumber energi.

Baca juga, 34 Negara Bentuk Aliansi Militer Islam, Nama Indonesia tak Ada.

Para pengamat mengatakan, kebuntuan masalah antara Sunni Arab Saudi dan Syiah Iran selama beberapa dekade telah memperburuk konflik bahan bakar sektarian di Pakistan. Kedua negara saling mendukung kelompok militan masing-masing yang mereka sukai, di Pakistan.

Pada 2015, Pakistan menolak bergabung dengan operasi militer terhadap pemberontak Houthi di Yaman. Penolakan dilakukan di tengah tekanan Arab Saudi agar Pakistan bergabung.

Pakistan tetap pada keputusannya meski setahun sebelumnya Arab Saudi memberikan bantuan sebesar 1,5 miliar dolar AS atau Rp 19,5 triliun. Akan tetapi, Pakistan mendapat pujian dari para pengamat, karena keterlibatan negara itu di Yaman hanya akan memperburuk ketegangan di dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement