Pasukan Inggris menyerang tentara Italia yang menginvasi Eritrea di Afrika Timur pada Perang Dunia II, 19 Januari 1941. Serangan itu dilakukan setelah Inggris berhasil memecahkan kode informasi yang digunakan militer Italia.

Intelijen Inggris telah mengetahui semua informasi rahasia militer Italia selama lima bulan terakhir. Setiap instruksi yang dikirim dari satu unit pasukan militer Italia ke unit pasukan lainnya dalam bentuk kode berhasil dianalisis oleh Inggris.

Raja muda Italia di Ethiopia tanpa sadar memiliki kelemahan dalam menerima dan mengirimkan setiap informasi rahasia dari militer Italia. Akibatnya, pasukan Inggris mampu mengatur strategi untuk menyerang wilayah yang diduduki Italia.

Kemudian berita penarikan tentara Italia dari Kota Kassala, di Sudan Anglo-Mesir yang telah diduduki sejak Juli 1940 mencapai telinga Inggris. Pada awalnya pasukan Inggris ingin menyerang Italia yang telah menginvasi Sudan di Kassala.

Namun, setelah informasi tersebut didapatkan, Inggris memilih untuk menunggu guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Inggris ingin mengetahui strategi apa yang akan dilakukan Italia di Afrika Timur.

Sambil menunggu, pasukan Inggris banyak mengatur strategi, termasuk strategi menempatkan tank-tank mereka ke wilayah yang dekat dengan wilayah yang diduduki Italia, yaitu Eritrea. Penarikan tentara Italia dari Kassala memberikan kesempatan bagi Jenderal William Platt untuk membawa pasukannya meluncurkan serangan terhadap Eritrea.

Dilansir dari History, Eritrea merupakan wilayah perbatasan antara Sudan dan Ethiopia. Serangan terhadap Eritrea dilakukan tidak lama sebelum Ethiopia dan Somalia yang diduduki Italia, juga jatuh ke tangan Inggris.

Ikuti Whatsapp Channel Republika