Ia menegaskan, yang disayangkan, ketika ada pihak-pihak yang tergesa-gesa memberikan pujiannya kepada Trump. Apalagi kalau pujian itu datang dari pejabat negara lain, khususnya Indonesia.
Menurut dia, pujian tersebut selain tidak pada tempatnya, juga bisa dianggap tidak sensitivitas (insensitive) kepada mayoritas bangsa Amerika itu sendiri. Apalagi kepada masyarakat Muslim Indonesia dan dunia. "Akhirnya bagi kami warga Muslim di Amerika, kekhawatiran dan perasaan tidak menentu (uncertainty) itu ada," ujarnya.
Tapi, ditegaskan dia, pihaknya juga sadar Amerika bukan hanya seorang Trump. Amerika adalah negara yang terbangun di atas dasar konstitusi yang solid di satu sisi. Juga sebuah negara dengan masyarakat yang menghormati keragaman dan toleransi.
"Maka setelah membangun keyakinan kepada kekuasaan Tuhan, kami juga membangun keyakinan kepada konstitusi yang menjamin hak-hak dan kebebasan kami dalam beragama," ujarnya.
Ia menambahkan, tentu juga tidak kalah pentingnya membangun kepercayaan bahwa memang ada kasus-kasus yang buruk dari kelompok kecil Amerika. Tapi di luar sana masih banyak lagi orang-orang Amerika yang baik.
Sehingga harapan dan optimisme selalu ada. Bahwa di ujung terowongan panjang itu pasti ada cahaya dan akan kembali bersinar menyinari bumi Amerika serta alam semesta, insya Allah.