Selasa 14 Feb 2017 17:34 WIB

Terpilihnya Sinwar Jadi Pesan Pahit Bagi Israel

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Yahya Ibrahim Hassan Al-Sinwar.
Foto: Middle East Monitor.
Yahya Ibrahim Hassan Al-Sinwar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik Gaza, Hani Habeeb mengatakan pada Aljazirah, terpilihnya Yahya Al-Sinwar sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza menjadi pesan pahit bagi Israel. Hubungan di masa depan dengan faksi Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas pun kemungkinan akan jadi lebih kompleks.

Sinwar divonis hukuman penjara seumur hidup sejak 1980-an. Ia dinyatakan bersalah atas tuduhan melacak dan membunuh warga Palestina yang bekerja sama dengan Israel.

Baca juga, Ini Sosok Pemimpin Baru Hamas di Jalur Gaza.

Enam tahun lalu, Israel membebaskannya bersama 1.046 tahanan lain untuk ditukar dengan tentara Israel Gilad Shalit. Shalit diculik oleh milisi Gaza di perbatasan pada 2006. Pada 2014, Sinwar mendukung pemerintah bersama Palestina dengan Fatah. Namun pembicaraan itu runtuh berulang kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement