Jumat 17 Feb 2017 07:41 WIB

60 Ribu Tambang Bekas di Australia Kurang Rehabilitasi

Gambaran BHP Billiton tentang sebagian lokasi tambang Mount Arthur setelah 15 tahun rehabilitasi.
Foto: ABC
Gambaran BHP Billiton tentang sebagian lokasi tambang Mount Arthur setelah 15 tahun rehabilitasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menurut sebuah laporan yang membahas kekhawatiran tentang bagaimana rehabilitasi tanah dikelola -ketika periode tambang berakhir, lebih dari 60 ribu tambang di seluruh Australia telah ditinggalkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Australia Institute yang diperoleh secara eksklusif oleh program Lateline di ABC ini menyebut, hanya ada sedikit statistik yang bisa diandalkan tentang kondisi tambang di Australia dan ada bukti bahwa hanya segelintir tambang yang pernah direhabilitasi sepenuhnya.

Instansi pemerintah negara bagian hanya mampu menyebutkan salah satu contoh tambang yang telah direhabilitasi sepenuhnya dan dibebaskan dalam 10 tahun terakhir, yakni tambang batu bara New Wallsend di New South Wales.

Beberapa tambang yang ditinggalkan berawal dari periode kejayaan emas dan 60 ribu tambang yang ditinggalkan mencakup ribuan fitur tambang, seperti tanggul dan terowongan tambang tua. Australia Institute mengatakan, sulit untuk mendapatkan statistik dasar tentang jumlah tambang yang beroperasi di seluruh Australia, dengan kisaran jumlah antara 460 dan 2.944.

Institut ini mengutarakan, bahkan lebih sulit untuk mendapatkan data tentang tambang yang telah menghentikan operasinya atau sedang menjalani rehabilitasi. "Apa yang pasti, itu [pembiaran tambang) bukanlah praktik yang terbatas pada sejarah yang tak dikenal," sebut laporan itu.

"Di saat para pemilik tambang terbesar mengalami tekanan keuangan, perhatian harus terfokus pada fenomena pembiaran tambang yang sedang berlangsung di Australia."

Temuan Australia Institute ini muncul sepekan setelah Senat Australia mengumumkan penyelidikan tentang bagaimana perusahaan tambang mengelola rehabilitasi lahan. Di New South Wales, persetujuan telah diberikan kepada 45 bekas galian atau bekas tambang batu bara besar, yang ditinggalkan setelah aktivitas tambang selesai.

Dua belas dari bekas galian itu berada di sekitar Muswellbrook di wilayah Upper Hunter dan yang terbesar berada di tambang Mount Arthur milik BHP Billiton. Panjangnya 4,5 kilometer dan lebarnya 1,5 kilometer. BHP tak memberi rincian tentang kedalamannya.

Glencore
Rehabilitasi tambang berjalan bersama-sama dengan pertambangan aktif di tambang Mangoola milik Glencore.

ABC: Ginny Stein

Pendekatan baru terhadap rehabilitasi tambang

BHP Billiton tak membolehkan jurnalis ABC untuk mengunjungi situs galiannya, tetapi menyediakan foto yang menggambarkan penampakan beberapa wilayah setelah 15 tahun rehabilitasi. Saat ini, kurang dari sepertiga bekas tambang mereka masih dalam proses rehabilitasi.

Wali Kota Muswellbrook, Martin Rush, mengatakan, operasi BHP tampak kontras dengan apa yang terjadi di sisi lain kota ini, yakni di tambang Mangoola milik Glencore. "Praktik terbaiknya adalah apa yang benar-benar terjadi di Mangoola," sebut Martin Rush.

Wali Kota Rush menjelaskan, "Hal ini bisa dilakukan. Ini seharusnya dilakukan dan makin banyak warga yang akan mengharapkan agar hal ini dilakukan."

Manajer operasi Glencore, Tony Israel, membawa jurnalis ABC untuk berkeliling lokasi tambang mereka, di mana rehabilitasi berlangsung dari awal, bersamaan dengan pertambangan aktif."Apa yang kami harap untuk lakukan adalah mencoba melepaskan tanah secara progresif, tak hanya menunggu sampai akhir aktivitas tambang, sehingga dengan beberapa daerah yang lebih matang, kami akan mencoba untuk melepaskannya sejak awal," terang Tony Israel.

Kotak burung, kayu dengan rongga untuk hewan beristirahat, dan arus air alami dipasang di situs tambang tersebut.

Tony Israel mengatakan, bentangan alami dari tanah dan galian dangkal tambang tersebut telah memungkinkan mereka untuk mengambil pendekatan semacam itu.

"Kami melihat kesempatan di sini untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Kami cukup beruntung di sini karena kami memiliki tambang yang cukup dangkal, sehingga profil pembuangan limbah kami cukup rendah. Jadi, itu memungkinkan kami untuk melakukan lebih banyak pembentukan garis dan mengembangkan bentuk lahan alami dengan biaya yang cukup masuk akal," jelasnya.

Geoffrey Bowditch, seorang petani dan kontraktor pengerukan lokal, mengikuti rencana GPS yang menekan limbah untuk membentuk kembali gundukan di bukit, yang akan ditinggalkan di Mangoola.

"Setelah Anda menyelesaikan 50 hektar,e itu seperti sebuah perkebunan alami. Bukit bergulir, selokan, semuanya alami," tutur Geoffrey.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 16:25 WIB 16/02/2017 oleh Nurina Savitri.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/sekitar-60-bekas-tambang-di-australia-kurang-rehabilitasi/8278216
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement