Rabu 22 Mar 2017 22:33 WIB

Tillerson Jadi Menlu AS karena Sang Istri

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Joko Sadewo
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson mengaku bersedia mengambil posisi penting di Gedung Putih itu setelah diyakinkan oleh sang istri, Renda St Clair. Seperti diketahui, mantan kepala Exxon Mobil itu sama sekali tidak memiliki pengalaman di dunia politik.

"Saya tidak ingin pekerjaan ini. Saya tidak mencari pekerjaan ini. Istri saya mengatakan kepada saya bahwa sudah seharusnya saya melakukan ini," katanya kepada situs konservatif Independent Journal Ulasan (IJR) selama kunjungannya ke Asia.

Tillerson mengatakan ia sebenarnya akan pensiun pada bulan ini setelah menghabiskan lebih dari 40 tahun di perusahaan minyak raksasa Exxon Mobil. Dan dia hanya ingin menikmati masa pensiunnya di peternakan bersama cucu-cucunya.

Tillerson mengaku belum pernah bertemu Donald Trump sebelum pemilu pada bulan November. Ketika ia diundang untuk percakapan dengan presiden terpilih, dia pikir mereka akan berbicara tentang dunia perminyakan seperti pengalamannya di perusahaan minyak. Namun pada akhir percakapan ia malah ditawari jabatan tersebut, ia mengaku tertegun saat itu.

Setelah menyelesaikan percakapan dengan Trump, ia langsung mengabarkan kepada istrinya mengenai tawaran itu. Lalu istrinya mendukungnya. "Saya bilang padamu, (keputusan) Tuhan tidak melewatimu," ujar istrinya kepada Tillerson.

Ini adalah wawancara pertama kalinya dengan media setelah dia menjabat sebagai Menlu AS. Para wartawan mengakui sejauh ini dia selalu rendah hati selama berada di Departemen Luar Negeri.

Namun ia menuai kritikan setelah tidak mengizinkan banyak media untuk bergabung dalam perjalanan diplomatiknya ke Asia. Menurut BBC, IJR adalah satu-satunya media yang diperbolehkan meliput perjalanan tugas perdananya tersebut. Sementara pihak Departemen luar negeri mengatakan hal itu karena ukuran pesawat.

Namun dalam wawancaranya, ia memberikan jawaban yang cukup mengejutkan. "Saya bukan orang besar yang memerlukan banyak akses media. Saya tahu penting untuk mendapatkan pesan dari apa yang kami lakukan, tapi saya juga berpikir hanya ada satu tujuan dalam mendapatkan pesan ketika ada sesuatu yang harus dilakukan," katanya.

Tillerson juga sempat dikritik karena hubungan dekatnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Tapi setelah diwawancara, IJR  berpendapat bahwa Tillerson begitu cerdik ketika Rusia datang, misalnya, jawabannya tidak bernilai sebuah inklusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement