Sabtu 22 Apr 2017 11:03 WIB

Inilah Kekhawatiran Pemegang Visa Kerja 457 di Australia

Penghapusan visa 457 membuat para pekerja asing mengalami ketidakpastian di Australia.
Foto:

Emma McGrath, musisi

Emma McGrath concertmaster with the Tasmanian Symphony Orchestra
Emma McGrath.

(Foto: ABC/Carol Rääbus)

McGrath pindah dari Inggris ke Hobart bersama keluarganya setahun lalu untuk bergabung dengan Tasmanian Symphony Orchestra sebagai concertmaster. "Saya orang pertama dalam orkestra yang menggunakan visa 457 dalam sejarah orkestra ini," jelasnya.

"Saya pikir salah satu alasan mengapa saya adalah kandidat yang diinginkan adalah karena saya memiliki pengalaman luas di Eropa dan Amerika. Kedua tempat itu memiliki tradisi orkestra yang lebih lama dan lebih kaya daripada Australia," jelasnya.

"Saya mengerti bagian dari hal ini adalah untuk mempertahankan pekerjaan di Australia, dan saya menghormatinya," ujarnya.

"Tapi saya berpikir dengan perubahan visa ini akan jauh lebih sulit bagi orkestra dan musik klasik untuk mempertahankan keragamannya," kata McGrath.

Jennifer Scheurle, perancang gim dan guru

Jennifer Sheurle at the vocational college in Ultimo where she teaches game design
Jennifer Sheurle.

(Foto: ABC/Amanda Hoh)

Scheurle pindah ke Sydney dari negara asalnya di Jerman dua tahun lalu dan telah mengajar desain gim di sebuah perguruan tinggi. Guru pendidikan kejuruan ada dalam daftar jenis pekerjaan yang dihapuskan dalam skema visa yang baru. Begitu pula dengan nama pekerjaan dalam industri pengembangan gim seperti perancang multimedia, komposer dan produser media.

"Saya mengajari siswa cara membuat game dengan menggunakan pemrograman, coding dan animasi 3D," jelasnya.

"Ketika berita tentang visa 457 merebak, industri gim sangat kecewa karena hal ini benar-benar sesuatu yang global," katanya.

"Australia sangat fokus pada pengembangan independen. Kami hanya memiliki studio yang mempekerjakan lima sampai 30 orang. Triple A atau studio besar dengan ratusan orang tidak ada di Australia," katanya.

"Kita tidak punya pilihan selain menemukan bakat yang tahu bagaimana mengembangkan produksi besar dari negara lain karena kami tidak memiliki bakat (yang senior) di sini," kata Scheurle.

Diego Garcia-Bellido, ahli paleontologi

Paleontologist Diego C Garcia-Bellido looks at the Dicksonia rex in the Museum
Diego Garcia-Bellido.

(Foto: ABC/Brett Williamson)

Garcia-Bellido tiba di Adelaide pada 2012 sebagai penerima Australian Research Council Future Fellowship pada University of Adelaide. Sejak itu ahli paleontologi kelahiran Spanyol ini diberi pekerjaan berkelanjutan dan sedang dalam proses memohon status tinggal permanen.

"Kebetulan Adelaide sangat dekat dengan beberapa lokasi fosil terbaik di dunia, yang memiliki (periode) sebelum dan setelah munculnya hewan," katanya.

"Tidak tersedia cukup orang untuk mengisi posisi (sains dan riset) yang tercipta oleh perkembangan ekonomi kita yang sangat energik," jelasnya.

"Saya berpikir akan banyak posisi yang tidak dapat dipenuhi hanya oleh mereka yang berasal dari jajaran universitas di Australia," kata Garcia-Bellido.

Diterbitkan Jumat 21 April 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/sosok/reaksi-pemegang-visa-kerja-457-di-australia/8461488
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement