Rabu 03 May 2017 08:54 WIB

Rami Hamdallah Tuntut Israel Berikan Hak-Hak Tahanan Palestina

Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah.
Foto: arabnews.com
Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah.

REPUBLIKA.CO.ID,  RAMALLAH -- Kondisi tawanan palestina di penjara Ofer Israel, saat ini, kian memrihatinkan. Perdana Menteri Palestina Dr Rami Hamdallah pun ikut bertarsipasi dalam aksi mendukung tahanan Palestina. Bahkan, Hamdallah meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar memberikan hak-hak tahanan seperti yang diakui perjanjian internasional.

Seperti dilasir Maannews, Selasa (2/5), Hamdallah juga menuntut Israel bertanggung jawab atas keselamatan para tahanan yang melakukan mogok makan serta mengkritik sikap PBB yang membisu terhadap mereka.

Sementara itu di gedung PBB di Ramallah, puluhan pemuda Palestina melakukan unjuk rasa menuntut PBB menekan Israel untuk memberikan hak-hak warga Palestina yang mendekam di penjara. Disebutkan bahwa 1.500 tahanan Palestina melakukan mogok makan, yang telah memasuki hari ke-15, demi menuntut hak-hak mereka, seperti hak kunjungan keluarga, tidak ditempatkan di sel isolasi dan beberapa tuntutan lainnya.

Saat ini, para tawanan Palestina di penjara Ofer Israel itu dikabarkan bahwa kondisi kesehatan mereka semakin memburuk. Berdasarkan laporan media setempat, kondisi kesehatan mereka semakin kritis, seperti penurunan berat badan yang cukup drastis hingga 10 kg, tekanan  darah  yang tidak teratur, dan rasa sakit di bagian usus, kepala, dan ketidakmampuan mereka untuk bergerak lebih leluasa.

Kondisi ini disaksikan langsung oleh salah seorang  tim pengacara asosiasi tahanan Palestina, Luai Ekah, setelah dirinya diperbolehkan untuk mengunjungi para tahanan di dalam penjara Ofer Israel. Adapun mereka yang saat ini melakukan aksi mogok makan antara lain; Fadhi Abu Atiya, Luai Elmansi, Syarar Mansur, dan Ahmed El-Syarbini.

Menurut keterangan tim pengacara, seperti dikutip Ramallah News, kondisi sepuluh orang dari mereka sudah sangat memprihatinkan. Selain itu, sikap para sipir Israel di dalam penjara yang  terbilang kasar terhadap mereka. 

"Para tahanan kerap mendapat bentuk penyiksaan saat dilakukan pemeriksaan harian, disamping larangan menggunakan pakaian dalam, dan hanya boleh mencuci pakaian sekali dalam seminggu meski kondisi cuaca terbilang panas. Belum lagi penggunaan air sangat dibatasi," ujarnya.

Hingga saat ini  Israel  masih  mencegat para pengacara untuk mengunjungi para tahanan di penjara Israel secara umum, kecuali di penjara Ofer dan Askalan.

sumber : suarapalestina.id/spna
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement