Pada 10 Mei 1990 Pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) melepaskan tahanan yang merupakan para demonstran dari demonstrasi Lapangan Tiananmen. Banyak pengamat menilai pelepasan tahanan tersebut merupakan upaya pemerintah komunis Cina memperbaiki citra akibat pemberitaan negatif yang diterimanya. Dunia melihat Cina dengan brutal melakukan penindasan terhadap para demonstran yang melakukan aksi demonstrasi pada 1989 tersebut.

Penahanan para demonstran yang melakukan aksi damai di Lapangan Tiananmen Beijing itu terjadi pada Juni 1989. Aksi damai besar-besaran itu kebanyakan diikuti oleh mahasiswa.

Aksi demonstrasi damai yang dimulai sejak awal 1989 itu menyerukan pemerintahan demokrasi dan mengurangi kontrol pemerintah terhadap ekonomi. Pada April, ribuan mahasiswa bergerak ke Beijing. Dan pada bulan berikutnya jumlah demonstran meningkat mencapai hampir satu juta peserta.

Kemudian pada 3 Juni pemerintah menanggapinya dengan mengirimkan pasukan untuk menghancurkan aksi tersebut. Aksi itu kemudian diwarnai dengan kekerasan terhadap para peserta aksi, banyak peserta aksi yang tewas. Banyak pula yang akhirnya ditahan.

Kebrutalan pemerintah itu mengejutkan dunia. Amerika Serikat (AS) langsung menyerukan sanksi ekonomi terhadap Cina sebagai hukuman atas pelanggaran HAM yang mengerikan. Pemerintah AS kemudian merealisasi tanggapannya tersebut dengan menangguhkan sementara penjualan persenjataan ke Cina.

Selanjutnya: Gedung Putih Pertama Kali Pasang Telepon

Ikuti Whatsapp Channel Republika