Jumat 12 May 2017 19:32 WIB

Polisi Tangkap 7 Buddha yang Menyerang Muslim Rohingya

Rep: Cristal Liestia P/ Red: Ilham
Ratusan Biksu Budha Myanmar menggelar demontrasi menolak keberadaan Muslim Rohingya.
Foto:

Jonah sempat melakukan wawancara dengan U Thu Sitta. Ia menanyakan bagaimana pendapat Sitta tentang aksi protes terhadap pemberian makanan kepada orang yang membutuhkan sesuai keyakinan Buddha. Menurut Jonah, waktu itu Sitta menjawabnya, tetapi ia kurang suka dengan banyaknya pertanyaan yang ia ajukan.

Sitta juga sempat mengeluhkan gestur tubuh Jonah yang berkacak pinggang dan memasukkan tangannya ke kantong saat wawancara berlangsung. Gestur tersebut menunjukkan sikap ofensif kepada Sitta. Dan pada saat itu pula, kata Jonah, ia langsung meminta maaf dan memperbaiki sikap tubuhnya.

Percakapannya dengan Sitta ternyata direkam oleh rekan-rekan demonstrannya. Video rekaman itu kemudian diunggah di media sosial dan menjadi viral. Video itu telah dilihat ratusan ribu kali dan menuai komentar-komentar negatif dari netizen Myanmar. "Banyak yang meminta saya keluar dari negara ini, data pribadi saya dipublikasikan, bahkan ada beberapa ancaman kematian," katanya.

Video tersebut juga diunggah oleh beberapa tokoh terkemuka Myanmar. Termasuk menteri dari pemerintahan era militer lama. Jonah mengaku video wawancaranya tersebut menjadi hasil karyanya yang paling banyak dilihat di kalangan masyarakat Myanmar.

Dengan adanya penangkapan terhadap U Thu Sitta dan beberapa rekannya tersebut, maka ini menunjukkan pemerintahan Aung San Suu Kyi memiliki keinginan untuk mengadili Buddha nasionalis tersebut. Menurutnya, jika tidak ada pengalamannya tersebut, mungkin saja para nasionalis dan biksu tersebut masih sangat vokal menyuarakan kecaman rasialismenya.

Negara dengan penduduk mayoritas Buddha tersebut memiliki sejarah panjang ketidakpercayaan komunal. Mereka bahkan diizinkan untuk melakukan tindakan-tindakan eksploitasi selama beberapa dasawarsa pemerintahan militer.

Pada Maret lalu, Dewan HAM PBB mengatakan akan melakukan penyelidikan terhadap tentara Myanmar atas pelanggaran HAM terhadap Muslim Rohingya. Sekitar 70 ribu etnis Rohingya telah meninggalkan Myanmar ke Bangladesh dalam enam bulan terakhir. PBB juga telah mengumpulkan data bukti pemerkosaan dan pembunuhan massal terhadap etnis Rohingya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement