Kamis 08 Jun 2017 12:27 WIB

Dua Perempuan di Pusaran Kematian Kim Jong-nam

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Saudara seayah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam.
Foto:
Warga Indonesia Siti Aisyah (berkaus merah) dengan dikawal polisi bersenapan otomatis saat akan masuk ke Pengadilan Sepang di Sepang, Malaysia, Rabu (1/3). Bersama perempuan Vietnam, ia diduga membunuh warga Korea Utara Kim Jong-nam.

Aisyah berasal dari Serang, Banten, yang hanya berjarak dua jam perjalanan dari Jakarta. Laju kehidupan di Serang sangat lambat. Warganya lebih banyak menghabiskan waktu berjam-jam di beranda depan rumah mereka untuk mengobrol bersama tetangga.

Aisyah merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Orang tua Aisyah hanya berprofesi sebagai petani yang menjual kentang dan kunyit. Ketika BBC mengunjungi sebuah SMP Negeri tempat Aisyah bersekolah, hampir semua guru mengenal wanita itu.

Guru-guru di sekolah Aisyah mengingatnya sebagai seorang anak yang pendiam dan sopan sehingga mereka semua terkejut mendengar keterlibatan Aisyah dalam sebuah kasus pembunuhan besar. Pendidikan Aisyah harus berakhir di SMP karena orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya ke SMA.

Orang tua Siti Aisyah mengatakan kepada media lokal anaknya adalah seorang pekerja keras yang bertekad kuat. Hal itu terlihat karena Aisyah selalu ingin keluar dari Serang bahkan saat usianya masih sangat muda, untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.

Seperti jutaan orang penduduk desa di Indonesia lainnya, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk bisa maju adalah pergi ke Jakarta dan kemudian ke luar negeri. Ini adalah mimpi seorang pekerja migran yang disukai gadis-gadis seperti Aisyah.

Aisyah menikahi seorang pebisnis bernama Gunawan Hasyim dan memiliki satu anak laki-laki. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil di daerah padat penduduk di Tambora, Jakarta Barat.

Tetangga Aisyah, Emma Suela, mengatakan kepada BBC dia mengingat wanita itu sebagai gadis yang sangat baik. Aisyah benar-benar merawat mertuanya karena dia sangat sadar bahwa dia berasal dari desa dan dari latar belakang yang buruk.

Namun pasangan tersebut bercerai pada 2012. Menurut sebuah surat dengan tulisan tangan tertanggal 1 Februari yang ditandatangani oleh Aisyah dan Gunawan, pasangan tersebut memilih bercerai karena mereka tidak lagi memiliki keharmonisan sebagai suami istri.

Emma mengatakan, semua tetangga terkejut dengan perceraian tersebut dan bahkan lebih terkejut lagi dengan kabar penangkapan Aisyah di Malaysia. "Saya benar-benar terkejut, tidak masuk akal dan bukan Aisyah yang saya kenal. Di televisi dia terlihat sangat berbeda, jauh lebih rapi, lebih cantik dan mewah. Aneh sekali," kata Emma.

Mantan ayah mertua Aisyah, Lian Kiong, mengatakan kepada media setempat Aisyah terakhir kali pulang pada 28 Januari, kurang dari dua pekan sebelum kejadian tersebut. "Dia datang dan tinggal semalam. Dia menghabiskan malam dengan cucuku dan pergi keesokan harinya," ungkap Lian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement