REPUBLIKA.CO.ID, DOHA - Dua kapal Angkatan Laut AS tiba di Doha untuk ambil bagian dalam latihan militer gabungan dengan Angkatan Laut Emir Qatar, Rabu (14/6). Kapal perang AS ini datang beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump menyinggung Qatar sebagai penyandang dana terorisme terbesar.
Qatar telah menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, yaitu Pangkalan Udara al-Udeid. Lebih dari 11 ribu tentara ditugaskan dan lebih dari 100 pesawat beroperasi di pangkalan ini.
Qatar News Agency (QNA) melaporkan, kedatangan kapal tersebut bersamaan dengan penandatanganan kesepakatan pembelian jet tempur F-15 oleh Qatar dari AS dengan biaya awal sebesar 12 miliar dolar AS.
Pembelian pesawat tersebut diselesaikan oleh Menteri Pertahanan Qatar Khalid Al Attiyah dan Menteri Pertahanan AS James Mattis di Washington DC.
"Penjualan tersebut akan meningkatkan kerja sama keamanan antara Amerika Serikat dan Qatar", ujar pernyataan yang dikeluarkan Pentagon seperti dikutip Aljazirah.
Belum jelas apakah kedatangan kedua kapal perang AS ke Doha ini telah direncanakan sebelum ketegangan di wilayah Teluk atau justru kapal-kapal ini merupakan tanda dukungan dari Pentagon untuk Qatar?
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan sejumlah negara lainnya telah memutuskan hubungan dengan Qatar pada awal bulan ini. Mereka menuduh Qatar mendukung kelompok-kelompok bersenjata dan Iran.
Riyadh juga menutup satu-satunya perbatasan darat dengan Qatar. Penutupan wilayah udara Saudi, Bahrain, dan UEA untuk Qatar juga telah menyebabkan gangguan perjalanan dan gangguan impor besar-besaran.
Pentagon pekan lalu memuji Qatar karena telah setia menjadi tuan rumah bagi pangkalan udara AS dan memiliki komitmen abadi terhadap keamanan regional. Pujian Pentagon itu sangat berbeda dengan komentar Trump yang justru mendukung blokade dan pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar.
"Negara Qatar, sayangnya, secara historis merupakan penyandang dana terorisme di tingkat yang sangat tinggi. Kita harus menghentikan pendanaan terorisme. Waktunya telah tiba untuk meminta Qatar agar mengakhiri pendanaannya," ungkap Trump.