REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengutuk pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar yang dilakukan oleh sejumlah negara Arab sejak 5 Juni lalu. Menurut Rouhani, hal itu merupakan tindakan tidak dapat diterima.
Rouhani menegaskan, Teheran akan selalu ada untuk pemerintah Qatar. Ia langsung menyampaikan dukungannya untuk Qatar melalui percakapan telepon dengan Emir Qatar Emir Syeikh Tamim Bin Hamad Al Thani, pada Ahad (25/6).
"Jalur udara, darat, dan laut Iran akan selalu terbuka untuk Qatar sebagai negara yang ramah. Kerja sama kedua negara akan tetap berjalan terus-menerus," ujar Rouhani seperti dikutip Aljazirah.
"Kami percaya jika ada ketidaksepakatan di antara negara-negara di kawasan ini, tekanan, intimidasi, dan sanksi bukanlah cara yang baik untuk menyelesaikan perselisihan."
Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani juga menyampaikan keinginan Qatar untuk selalu terbuka pada setiap interaksi dan kerja sama dengan Iran. "Hubungan antara Iran dan Qatar selalu berkembang dan kuat," ungkapnya.
Percakapan keduanya dilakukan beberapa jam setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengecam tuntutan yang dikeluarkan blok yang dipimpin oleh Arab Saudi-UEA. Ia bahkan menyebut tuntutan itu telah melawan hukum internasional.
Pada Jumat (23/6), blok pimpinan Arab Saudi-UEA telah memberi Qatar waktu 10 hari untuk mematuhi 13 poin daftar tuntutan yang salah satunya mengharuskan Doha memutuskan hubungan dengan Iran.
Pejabat Qatar segera menolak tuntutan tersebut. Termasuk tuntutan untuk menutup jaringan media Aljazirah dan menutup sebuah pangkalan militer Turki di Qatar, karena dinilai tidak masuk akal dan tidak dapat ditindaklanjuti.