REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amerika Serikat bersumpah akan menggunakan kekuatan militer untuk membela negara dan sekutunya melawan Korea Utara jika diperlukan. Namun AS lebih suka menggunakan pengaruh dalam perdagangan internasional untuk mengatasi ancaman Korut yang terus meningkat.
Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB setelah peluncuran rudal balistik antarbenua Korut, Duta Besar AS Nikki Haley mengatakan, dunia telah menjadi tempat yang lebih berbahaya. "Cina memiliki sebuah peran kunci dalam mempromosikan perdamaian," katanya seperti dilansir Aljazirah, Kamis, (6/7).
Cina, jelas Haley, bertanggung jawab atas 90 persen perdagangan dengan Korut. Ia memperingatkan, Beijing menaruh resiko jika urusan bisnisnya dengan Pyongyang melanggar sanksi PBB. "AS tidak mencari konflik, sebenarnya kami berusaha menghindarinya," kata Haley.
Namun, terang dia, peluncuran sebuah rudal antarbenua (ICBM) adalah peningkatan militer yang jelas dan tajam. AS siap untuk menggunakan kekuatan militernya yang besar untuk mempertahankan diri dan sekutu-sekutunya jika harus.
Sesungguhnya administrasi Trump lebih memilih menggunakan kekuatan tapi menggunakan kemampuan hebatnya di bidang perdagangan untuk menjawab memberi pelajaran bagi mereka yang mengancam dan yang memberikan ancaman.
Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.