REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pejabat Amerika menggambarkan Cina sebagai mitra strategis untuk mencegah Korea Utara mengembangkan kemampuan senjata nuklirnya.
Namun Presiden AS Donald Trump telah mengungkapkan rasa amarahnya yang mendalam atas keengganan Beijing memperketat kekangan terhadap Pyongyang atas program nuklir dan misilnya itu.
"Ada negara-negara yang mengizinkan, bahkan mendorong perdagangan dengan Korut yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, " kata Duta Besar AS Nikki Haley seperti dilansir Aljazirah, Kamis, (6/7).
Negara-negara seperti itu juga ingin melanjutkan pengaturan perdagangan mereka dengan Amerika Serikat. Namun hal itu tak akan terjadi karena AS bersikap serius terhadap negara yang tidak menilai ancaman keamanan internasional secara serius.
Ketujuh resolusi sanksi PBB tersebut tidak membuat Korut mengubah kebijakan destruktifnya. Sebab perdagangan Cina dengan Korut cukup besar.
Menurut Haley, sudah waktunya, Cina untuk berbuat lebih banyak. AS akan mengajukan sebuah resolusi Dewan Keamanan baru dalam beberapa hari mendatang yabg menimbulkan respons internasional dengan cara yang sebanding dengan eskalasi Korut.
Haley tidak memberikan rincian namun mengatakan, jika dewan tersebut bersatu, masyarakat internasional dapat memotong sumber utama mata uang ke Korut, membatasi minyak untuk program militer dan senjata mereka, meningkatkan pembatasan udara dan maritim, dan meminta pertanggungjawaban pejabat senior..