Jumat 07 Jul 2017 07:14 WIB

Mesir Salahkan Qatar Atas Penderitaan Warga di Suriah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Pertemuan empat Menteri Luar Negeri negara Arab, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi dan Mesir di Kairo, 5 Juli 2017. Mereka membahas langkah mereka terhadap Qatar.
Foto: Khaled Elfiqi, Pool via AP
Pertemuan empat Menteri Luar Negeri negara Arab, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi dan Mesir di Kairo, 5 Juli 2017. Mereka membahas langkah mereka terhadap Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry telah menyalahkan Qatar atas terjadinya penderitaan warga di Suriah dan Libya. Menurutnya, kelompok ekstremis di kedua negara mendapat sokongan dari Qatar.

Shoukry mengatakan, organisasi radikal pendukung Qatar membantu memperkuat jaringan ekstremisme yang lebih luas. Ia menilai, kelompok dan jaringan terkait adalah pihak yang harus bertanggung jawab atas kekerasan, tidak hanya di Suriah dan Libya, tapi juga Mesir dan Eropa.

"Kami melihat tingkat kerusakan dan tingkat penderitaan manusia yang telah dikaitkan dengan intervensi Qatar di Suriah dan Libya serta harga yang mahal yang harus dibayar Mesir atas hilangnya kehidupan sipil," ungkap Shoukry seperti dilaporkan laman CNN, Kamis (6/7).

Terkait Mesir, pernyataan Shoukry merujuk pada aksi penyerangan umat Kristen di negaranya oleh teroris. "Contoh terakhir adalah kejadian tragis orang-orang Kristen Mesir yang diserang secara brutal oleh teroris ketika mereka hendak ke gereja untuk beribadah," ujarnya.

Mesir adalah satu di antara empat negara yang tengah terlibat polemik dan sengketa dengan Qatar. Bersama Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, Mesir telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Doha sejak sebulan lalu.

Tak hanya itu, keempat negara tersebut juga mengisolasi dan memblokade Qatar. Hal tersebut dilakukan karena mereka menganggap Qatar sebagai aktor penyokong kelompok teroris di kawasan Teluk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement