Rabu 26 Jul 2017 09:46 WIB

Sejarah Hari Ini: Kedutaan Besar Israel di London Dibom

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Bom (ilustrasi)
Petugas FBI (ilustrasi)

Krisis Suez dimulai saat Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser mengambil alih Terusan Suez milik Inggris dan Prancis, pada 26 Juli 1956. Terusan Suez, yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah yang melintasi Mesir ini, dibangun oleh insinyur Prancis pada 1869.

Selama 87 tahun berikutnya, di bawah kendali Inggris dan Prancis, Eropa sangat bergantung pada Terusan Suez sebagai jalur pelayaran murah untuk mengangkut minyak dari Timur Tengah. Namun setelah Perang Dunia II, Mesir mendesak evakuasi pasukan Inggris dari Terusan Suez

Presiden Nasser kemudian mengambil alih kanal tersebut, dengan harapan bisa menerapkan biaya tol untuk pembangunan bendungan besar di Sungai Nil. Sebagai tanggapan dari keputusan Nasser, Israel menyerang Mesir pada akhir Oktober, dan tentara Inggris dan Prancis juga kembali menduduki wilayah kanal pada awal November.

Di bawah tekanan Uni Soviet, AS, dan PBB, Inggris dan Prancis menarik pasukannya pada Desember dan Israel juga pergi dari Mesir pada Maret 1957. Mesir kemudian membuka kembali kanal tersebut untuk pelayaran komersial.

Sepuluh tahun kemudian, Mesir menutup kanal setelah Perang Enam Hari dan pendudukan Israel di semenanjung Sinai. Pada 1975, Presiden Mesir Anwar el-Sadat membuka kembali Terusan Suez sebagai isyarat perdamaian setelah melakukan pembicaraan dengan Israel.

Dilansir dari History, saat ini, rata-rata 50 kapal berlayar di kanal ini setiap hari. Kapal-kapal ini membawa lebih dari 300 juta ton barang per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement