REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab akan mulai mengizinkan pesawat Qatar untuk terbang melintasi wilayah udara mereka bila dalam keadaan darurat. Keempat negara pun telah menyiapkan koridor atau jalur khusus terkait hal ini.
Sembilan koridor telah diidentifikasi, termasuk satu di ruang udara internasional di atas laut Mediterania yang akan dipantau oleh pihak berwenang Mesir, kata Saudi Press Agency dalam laporannya mengutip sebuah pernyataan dari otoritas penerbangan Saudi (GACA), Senin (31/7).
GACA menerangkan bahwa koridor udara tersebut akan dibuka pada 1 Agustus. Mereka juga telah memberitahu hal ini kepada organisasi penerbangan internasional.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pemerintahan Saudi, International Civil Aviation Organization (ICAO) PBB telah mengadakan dengar pendapat khusus atas permintaan Qatar untuk membahas pembukaan kembali wilayah udara Teluk. Menurut Saudi, koridor udara terkait diidentifikasi berdasarkan pengawasan ICAO.
Sebelumnya, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab dilaporkan telah sepakat untuk menajalin dialog dan negosiasi dengan Qatar. Keputusan tersebut diambil setelah menteri luar negeri dari keempat negara Teluk Arab bertemu di Manama, Bahrain, pada Ahad (30/7).
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis pascapertemuan tersebut, para menteri dari empat negara Arab pertama-tama menyampaikan apresasi mereka kepada Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa. Ia dinilai telah memberikan pandangan bijaknya untukmencapai kepentingan dan solidaritas bersama di antara negara-negara Arab.
Para menteri dari empat negara Arab kemudian menyatakan kesediaan mereka untuk berdialog dengan Qatar. Namun dengan syarat, Qatar harus mengumumkan keinginannya yang tulus untuk menghentikan dukungan dan pendanaan terhadap kelompok teroris atau ekstremis. Qatar juga diminta untuk menghentikan penyebaran retorika kebencian dan intervensi dalam urusan negara lain. Bila hal tersebut dapat dipenuhi, maka keempat negara Arab akan bersedia menjalin komunikasi dengan Qatar gunamenyelesaikan krisis Teluk, dilansir dari Reuters.