REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO CITY -- Pemerintah Meksiko, pada Kamis (7/9), telah menyatakan Duta Besar (Dubes) Korea Utara (Korut) untuk Meksiko Kim Hyong Gil sebagai persona non grata atau orang yang tak diinginkan. Meksiko memberi waktu 72 jam kepada Kim untuk angkat kaki dari negara tersebut.
Keputusan Meksiko mengusir Kim adalah sebagai respons dan bentuk perlawanan terhadap uji coba nuklir Korut. Menurut Meksiko, uji coba nuklir Pyongyang adalah ancaman bagi keamanan dunia.
"Kegiatan nuklir Korut merupakan risiko serius bagi perdamaian dan keamanan internasional serta merupakan ancaman bagi negara-negara di kawasan ini, termasuk sekutu fundamental Meksiko seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel)," kata pemerintah Meksiko dalam sebuah pernyataan.
Keputusan Meksiko mengusir dubes Korut dari negaranya dinilai sebagai langkah yang tak biasa karena mulai merapatkan barisan dengan Amerika Serikat (AS). Padahal hubungan antara Meksiko dan AS, khususnya ketika dipimpin Donald Trump, mulai menapaki jalan berkerikil. Selain karena proyek pembangunan tembok di sepanjang perbatasan kedua negara, hal ini juga disebabkan oleh ancaman Trump untuk hengkang dari Perjanjan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
Terkait uji coba nuklir Korut, sebelumnya Meksiko secara tradisional telah menghindari jajak pendapat diplomatik. Namun dalam beberapa bulan terakhir, Meksiko mulai mengadopsi pernyataan yang keras dan mengutuk uji coba nuklir yang dilakukan Korut.
Langkah Meksiko ini menyusul gelombang kecaman internasional terhadap Pyongyang. Terlebih setelah mereka menguji coba bom hidrogen pada Ahad (3/9) lalu. Uji coba tersebut menyebabkan guncangan serupa gempa berkekuatan 6,7 skala richter.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
