Jumat 15 Sep 2017 21:13 WIB

Bom Rakitan Meledak di Kereta Bawah Tanah London

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Kebakaran di stasiun kereta bawah tanah London barat daya di mana sebuah ledakan terjadi di London pada Jumat, (15/9).
Foto: @RRigs via AP
Kebakaran di stasiun kereta bawah tanah London barat daya di mana sebuah ledakan terjadi di London pada Jumat, (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah bom rakitan  meledak di kereta api bawah tanah London yang melukai 22 orang pada Jumat, (15/9). Polisi mengatakan, serangan bom ini merupakan aksi terorisme kelima di Inggris tahun ini.

Penumpang yang naik kereta yang menuju ke ibu kota melarikan diri saat api keluar dari sebuah gerbong kereta di stasiun bawah tanah Parsons Green di London Barat setelah ledakan pada pukul 08.20 pagi. Beberapa penumpang menderita luka bakar.  Sementara sejumlah penumpang lainnya terluka saat berdesakan beramai-ramai untuk melarikan diri.

National Health Service mengatakan, sebanyak 22 orang telah dibawa ke rumah sakit di London. "Tidak ada korban dengan luka serius," kata petugas ambulans, Jumat, (15/9).

"Kami menilai ini adalah ledakan alat peledak improvisasi. Kebanyakan korban mengalami luka bakar," kata Pejabat Antiterorisme Inggris Mark Rowley.

Rowley menolak untuk menjawab apakah pihak berwenang mengetahui siapa yang bertanggung jawab atau ada tersangka pengebom di kereta api.

Ia hanya mengatakan, saat ini penyelidikan masih dilakukan dibantu oleh dinas intelijen. Gambar yang diambil di tempat kejadian menunjukkan ember putih dengan tas freezer supermarket di lantai kereta.

Ember itu terbakar dan tampaknya ada kabel yang keluar dari atas."Saya berada di gerbong kereta kedua dari belakang. Saya mendengar orang-orang heboh. Saya melihat ke atas dan melihat seluruh gerbong itu penuh kobaran api menuju saya, " kata seorang penumpang kereta,  Ola Fayankinnu.

Ada telepon, topi, tas di mana-mana. "Saat saya melihat ke belakang, saya melihat sebuah tas dengan kobaran api," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement