Senin 18 Sep 2017 19:10 WIB

Pembebas Siswi Chibok Terima Hadiah PBB

Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Foto: Reuters/Heinz-Peter Bader
Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Zannah Mustapha, pendiri dua sekolah gratis dengan makanan dan perawatan kesehatan, pada Senin (18/9) mendapatkan hadiah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas sumbangsihnya terhadap pendidikan anak-anak putus sekolah akibat kekerasan di Nigeria timur laut. Mustapha juga mendaftarkan anak-anak lahir dari pejuang Boko Haram belajar bersama yatim piatu tersebut di sekolahnya selama pemberontakan delapan tahun kelompok keras tersebut.

Nansen Refugee Award, yang diberikan lembaga pengungsi PBB (UNHCR), pada masa lampau diperoleh Eleanor Roosevelt dan Luciano Pavarotti. Peraihnya menerima 150 ribu dolar AS untuk mendanai proyek melengkapi pekerjaan mereka.

"Saya merasa sangat senang dan termotivasi berbuat lebih banyak. Saya akan meningkatkan usaha saya," kata Mustapha melalui telepon dari Maiduguri, ibu kota negara bagian Borno.

"Beberapa siswa yang memulai pendidikan di sekolah saya telah lulus, dan mereka sekarang masuk universitas. Saya dapat menggunakan uang ini untuk membantu mereka menyelesaikan siklus," tambah Mustapha.

Usaha pertamanya, Future Prowess, dibuka satu dekade yang lalu dan merupakan satu-satunya sekolah di negara bagian Borno di wilayah timur laut Nigeria yang tetap terbuka ketika Boko Haram pada 2009 memulai kampanye brutal mereka.

Militan Boko Haram telah membunuh ratusan guru dan memaksa lebih dari seribu sekolah untuk tutup, membuat puluhan ribu anak-anak tanpa pendidikan, menurut badan bantuan.

Kepala UNHCR Filippo Grandi memuji Mustapha karena telah membantu menumbuhkan perdamaian dan membangun kembali komunitas yang hancur karena kekerasan. "Pendidikan adalah salah satu alat yang paling ampuh untuk membantu anak-anak pengungsi mengatasi kengerian kekerasan dan pemindahan paksa," kata Grandi dalam pernyataannya.

Pekerjaan Mustapha juga mencakup bantuan sebagai penengah perundingan untuk membebaskan lebih 100 dari 220 siswi, yang diculik dari sekolah mereka di Chibok pada April 2014 dalam pemberontakan Boko Haram, yang mendorong kemarahan dunia dan upaya internasional #bringbackourgirls.

sumber : Antara/Thomson Reuters Foundation
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement