REPUBLIKA.CO.ID, KATALUNYA -- Mogok massal besar-besaran mengancam Katalunya. Ini menyusul referendum yang jadi sengketa di wilayah Spanyol tersebut.
Mogok massal tersebut dilakukan oleh serikat buruh Katalan dan asosiasi karena pelanggaran berat hak dan kebebasan yang terjadi saat pemungutan suara Ahad (1/10) lalu.
Madrid menganggap referendum itu ilegal. Namun, lebih dari 2,2 juta orang ikut referendum tersebut. Ratusan orang terluka saat polisi Spanyol mencoba menghentikannya pemungutan suara. Bahkan beberapa perwira memerintahkan untuk mencegah orang untuk melakukan pemungutan suara.
Polisi menembaki warga Katalan yang melakukan referendum dengan peluru karet. Mereka menyerang tempat pemungutan suara, dan menarik wanita dengan cara menarik rambut mereka.
Petugas medis Katalan mengatakan, sebanyak 33 petugas polisi terluka pada Ahad saat dilakukan referendum Aksi mogok massal pada Selasa, (3/10) merupakan sebuah reaksi terhadap kekerasan yang dilakukan polisi terhadap warga Katalan yang melakukan referendum.
Transportasi umum, sekolah dan klinik di Katalunya ditutup untuk hari ini. Tim sepak bola Barcelona juga diperkirakan akan mogok, begitu juga universitas negeri dan museum seni kontemporer kota.