REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Presiden Katalunya Carles Puigdemont menuduh Raja Felipe dari Spanyol bertindak sebagai juru bicara pemerintah. Puigdemont mengaku kecewa dengan intervensi baru-baru ini dari raja.
Ia juga bersumpah untuk terus melanjutkan rencana mengumumkan kemerdekaannya pada pekan depan.
"Raja mendukung wacana dan kebijakan pemerintah Rajoy, yang telah menjadi bencana bagi Katalunya dan dengan sengaja mengabaikan jutaan orang Catalan yang tidak berpikir seperti mereka," katanya seperti dilansir the guardian, Rabu (4/10).
Menurutnya, keputusan Raja mengecewakan banyak orang di Katalunya. Puigdemont mengulangi seruannya untuk dialog dan mediasi dengan Madrid namun mengatakan bahwa pemerintahnya masih berencana untuk membawa hasil referendum tersebut ke parlemen Katalan dalam beberapa hari ke depan. Ini untuk mempersiapkan sebuah deklarasi kemerdekaan.
"Saya harus mewakili semua warga Katalunya. Kami mengadakan referendum di bawah situasi yang paling sulit dan memberi contoh tentang siapa kita. Damai dan sesuai adalah bagian dari diri kita. Kita harus menerapkan hasil referendum. Kita harus mempresentasikan hasil referendum ke parlemen," katanya.
Pada Selasa malam Raja Felipe mengatakan pemerintahan Katalan berusaha untuk mematahkan persatuan Spanyol dan dorongan mereka untuk kemerdekaan dapat membahayakan stabilitas sosial dan ekonomi negara tersebut.
Dalam sebuah pidato televisi yang jarang dan sangat tegas dia menggambarkan tindakan pemerintah daerah sebagai upaya yang tidak dapat diterima. Menurut Raja, warga Katalan menempatkan diri mereka di luar demokrasi dan hukum.
Puigdemont mengatakan Katalunya tidak akan meninggalkan usaha untuk merdeka dan memperingatkan pemerintah Spanyol bahwa setiap langkah untuk menghentikan proses kemerdekaan dengan menggunakan pasal 155 dari konstitusi untuk menguasai wilayah dapat menjadi kesalahan utama.