Kamis 16 Nov 2017 08:58 WIB

Militer Zimbabwe: Kami Bersihkan Penjahat di Sekitar Mugabe

 Suasana di jalan raya Robert Mugabe di Harare, Zimbabwe, Rabu (15/11) dini hari.
Foto: AP/Tsvangirayi Mukwazhi
Suasana di jalan raya Robert Mugabe di Harare, Zimbabwe, Rabu (15/11) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Militer Zimbabwe merebut kekuasaan pada Rabu (15/11), dengan mengatakan menyasar "penjahat" di sekitar Presiden Robert Mugabe, satu-satunya penguasa dikenal negara tersebut dalam 37 tahun masa kemerdekaannya.

Prajurit menguasai siaran negara. Kendaraan lapis baja menutup jalan ke kantor pemerintah utama, parlemen dan pengadilan di Harare tengah, sementara taksi mengangkut penumpang untuk bekerja di dekatnya. Suasana di ibu kota tetap tenang.

Militer mengatakan Mugabe dan keluarganya dalam keadaan selamat. Mugabe berbicara melalui telepon ke presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, mengatakan kepadanya ia terkepung di rumahnya namun keadaannya baik-baik saja, kata kepresidenan Afrika Selatan pernyataan.

Tidak jelas apakah kudeta militer yang sebenarnya akan membawa keputusan resmi pada pemerintahan Mugabe; tujuan utama jenderal yang tampaknya untuk mencegah istri Mugabe, Grace yang berusia 52 tahun untuk menggantikannya.

Namun, terlepas apakah dia tetap bertugas atau tidak, hal tersebut kemungkinan menandai berakhirnya dominasi total negara oleh Mugabe, generasi terakhir pendiri negara Afrika yang masih berkuasa.

Mugabe, yang masih dipandang oleh banyak orang Afrika sebagai pahlawan anti-kolonial, dicerca Barat sebagai penganiaya yang gagal menanggulangi masalah ekonomi dan keinginannya menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan menghancurkan salah satu negara Afrika yang paling menjanjikan tersebut.

Mugabe menjerumuskan Zimbabwe ke dalam krisis politik baru pekan lalu dengan menembaki wakil presidennya dan yang diduga sebagai penggantinya. Para jenderal percaya langkah tersebut bertujuan membersihkan jalan bagi Grace Mugabe mengambil alih pemerintahan, dan mengumumkan pada Senin para jenderal siap "masuk" jika penyingkiran sekutu mereka tidak selesai.

"Kami hanya menargetkan penjahat di sekitarnya (Mugabe) yang melakukan kejahatan dan menyebabkan penderitaan sosial dan ekonomi di negara ini untuk membawa mereka ke pengadilan," kata Mayor Jenderal SB Moyo, Kepala Staf Logistik, di televisi.

"Begitu menyelesaikan misi, kami berharap keadaan pulih," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement