Rabu 22 Nov 2017 06:13 WIB
Mugabe Mundur

Kepala Militer Zimbabwe Desak Partai Menahan Diri

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.
Foto: AP/Tsvangirayi Mukwazhi
Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Kepala Militer Zimbabwe Constatino Chiwenga mendesak semua pihak, khususnya dari kalangan partai politik untuk menahan diri. Pernyataan ini datang setelah pengunduran diri dari Presiden Robert Mugabe yang secara resmi diumumkan pada Selasa (21/11).

Mugabe secara resmi memberikan surat pengunduran diri kepada parlemen Zimbabwe, hanya beberapa saat setelah proses pemakzulan atas dirinya dilakukan. Dalam satu pekan terakhir, ia juga telah menjadi tahanan rumah.

Pria kelahiran 21 Februari 1924 itu pada awalnya tetap bersikeras menjadi presiden di tengah seruan masyarakat Zimbabwe yang meminta dirinya mengundurkan diri. Seruan ini terjadi khususnya setelah pengambilalihan militer pada 15 November lalu.

Ia kemudian menjadi militer di kediamannya. Tentara mengambil alih jabatan televisi pemerintah serta situs resmi yang dikuasai sepenuhnya dalam kepemimpinan Mugabe.

Pria yang telah memimpin Zimbabwe selama 37 tahun itu pada awalnya dianggap sebagai seorang pemimpin terhormat, yang menengahi kulit hitam dan putih di Afrika. Namun, sikap otoriternya dimulai sejak 2000, ketika ketika warga Zimbabwe menolak adanya konstitusi baru melalui sebuah referendum. Undang-undang baru semula hendak diciptakan untuk memberi kekuatan jauh lebih besar terhadap presiden.

Banyak kritik internasional, serta tekanan dari dalam negaranya sendiri yang telah ia abaikan. Mugabe juga berkali-kali mengatakan tidak akan melepaskan kekuasaan dan ingin menjadi pemimpin Zimbabwe hingga berusia 100 tahun.

Robert Mugabe Mundur Setelah Hampir 40 Tahun Jadi Presiden

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement