Rabu 22 Nov 2017 21:03 WIB

Hariri Akhirnya Batalkan Pengunduran Diri Sebagai PM Lebanon

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Elba Damhuri
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri tiba di Rafik Hariri International Airport di Beirut, Lebanon, Selasa (21/11). Dia kembali ke Lebanon lebih dari dua pekan setelah mengumumkan pengunduran diri di Arab Saudi.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri tiba di Rafik Hariri International Airport di Beirut, Lebanon, Selasa (21/11). Dia kembali ke Lebanon lebih dari dua pekan setelah mengumumkan pengunduran diri di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT -- Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad Hariri telah kembali kenegaranya pada Selasa (21/11). Setibanya di Beirut, Hariri membuat pengumuman mengejutkan, yakni memutuskan menunda pengunduran dirinya sebagai perdana menteri Lebanon sebagaimana yang telah diumumkannya tiga pekan lalu.

Pengumuman tersebut dibuat Hariri setelah bertemu dengan Presiden Lebanon Michel Aoun di Istana Kepresidenan pada Rabu (22/11). Pertemuan ini digelar tepat ketika Lebanon sedang merayakan Hari Kemerdekaan Nasional.

Dalam pertemuan itu, Hariri menjalin komunikasi empat mata dengan Aoun. Keduanya membahas keputusan Hariri mengundurkan diri sebagai perdana menteri sekitar tiga pekan lalu dari Arab Saudi.

Pada pertemuan pribadi tersebut, Aoun menegaskan dirinya tidak akan mempertimbangkan pengunduran diri Hariri sebagai perdana menteri sebelum mendengar dari mulutnya langsung. Dalam komentarnya, Hariri mengatakan dirinya memprioritaskan kepentingan Lebanon dan berharap dapat mewujudkan kemitraan riil dengan Aoun.

Hariri mengungkapkan dia dapat mempertimbangkan kembali pengunduran dirinya bila ada penyelesaian baru yang memastikan Hizbullah tetap berada di luar urusan regional. Hal ini pun direspons Aoun dengan menawarkan lebih banyak waktu kepada Hariri untuk berkonsultasi sebelum benar-benar mantap memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri.

Tanpa diduga, tawaran tersebut diterima Hariri dan membuatnya memutuskan menunda pengunduran dirinya sebagai perdana menteri. "Saya berharapini adalah pendahuluan serius untuk dialog nasional," ujar Hariri.

Pada 4 November lalu, Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dari Arab Saudi. Ia memutuskan mengundurkan diri dengan alasan adanya rencana pembunuhan terhdap dirinya.

"Kita hidup dalam iklim yang mirip dengan atsmosfer yang berlaku sebelum pembunuhan martir Rafik al-Hariri (ayah Saad Hariri). Saya telah merasakan apa yang direncanakan dengan sembunyi-sembunyi untuk mengincar hidup saya," kata Hariri saat itu.

Rafik al-Hariri tewas dalam serangan bom di tepi laut Beirut pada 2005. Pengadilan yang didukung PBB telah menyatakan lima anggota Hizbullah bersalah atas penyerangan tersebut. Namun hal ini dibantah oleh Hizbullah. Insiden penyerangan ini pula yang mendorong Hariri terjun ke dunia politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement