Kamis 23 Nov 2017 05:59 WIB

'Tak Ada Hukuman Cukup Buat Jagal Muslim Bosnia'

Rep: Farah Noersativa/ Red: Teguh Firmansyah
Ratko Mladic tiba di pengadilan kejahatan perang.
Foto: guardian
Seorang perempuan Muslim Bosnia berdoa di dinding peringatan berisi nama korban Pembantaian Srebrenica di Potocari Memorial Center.

Tidak ada orang Serbia di Srebrenica yang bersedia memberikan komentar atas keputusan tersebut, namun mereka telah lama mempertimbangkan Mladic sebagai pembela rakyat.

Pendapat orang Serbia Bosnia lainnya dan Bosniasti Muslim, mereka menggarisbawahi proses rekonsiliasi yang baru lahir di negara bagian federal yang sekarang terbagi menjadi Republik Serbia yang otonom, dan federasi Muslim-Kroasia.

"Pengadilan Den Haag bukan pengadilan, hukum, atau keadilan," kata Milena Komlenovic, Wali Kota Serbia di kota timur Kalinovik, tempat Mladic pergi ke sekolah.

"Jenderal akan menjadi legenda, dan kami akan terus hidup seperti yang telah kami jalani," kata Komlenovic.

Ia menambahkan bahwa keputusan ICTY yang memuat lebih dari 60 dari 83 terdakwa yang dinyatakan telah memperburuk situasi.

Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic meminta semua pihak untuk melihat masa depan. "Kita semua bersama korban, para korban di semua sisi. Saya benar-benar merasa ... untuk semua korban, tapi mari kita lihat ke masa depan," kata Perdana Menteri Serbia, Ana Brnabic.

Zdravka Gvozdjar, yang dulu memiliki anak laki-laki berusia sembilan tahun bernama Eldin yang terbunuh dalam pengeboman Serbia Bosnia terhadap Sarajevo yang terkepung, mengatakan keputusan tersebut tidak mengejutkan dan memuaskan sebagian.

"Dia pantas mendapat hukuman yang jauh lebih buruk, tapi saya sangat senang dan puas sehingga dia dijatuhi hukuman seumur hidup, karena hukuman ini adalah yang paling bisa dia dapatkan. Tidak ada kenyamanan bagi saya atau ibu lainnya, tapi kita telah belajar hidup dengan rasa sakit," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement