REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Zimbabwe memasuki era baru demokrasi. Hal ini diungkapkan pemimpin Zimbabwe yang baru Emmerson Mnangagwa (75 tahun) dalam sambutan publik pertamanya sejak kembali ke negara tersebut.
Mnangagwa yang dipecat jadi wakil presiden Zimbabwe oleh mantan presiden Robert Mugabe pada awal November memicu kemarahan militer. Akibatnya militer mengambil alih pemerintah sementara.
Mnangagwa terbang kembali ke Zimbabwe pada Rabu, sehari setelah Mugabe mengundurkan diri dari jabatan presiden. Mnangagwa melarikan diri ke Afrika Selatan setelah pemecatannya, dengan alasan ancaman terhadap hidupnya.
Dia akan dilantik sebagai presiden pada Jumat. "Hari ini, kita menyaksikan awal sebuah demokrasi baru dan akan terus berlanjut," kata Mnangagwa kepada ribuan pendukungnya yang bergembira di markas partai ZANU-PF yang berkuasa di ibu kota Harare seperti dilansir Aljazirah, Rabu (22/11).
"Kami ingin menumbuhkan ekonomi, kami menginginkan pekerjaan. Semua orang Zimbabwe yang patriotik seharusnya berkumpul, bekerja sama," ujar Mnangagwa.
Fahmida Miller dari Aljazirah di markas ZANU-PF mengatakan, pidato Mnangagwa sangat banyak tentang orang-orang Zimbabwe. "Dia menggunakan kesempatan ini untuk berbicara dengan pendukungnya dan orang-orang yang senang dengan penggulingan Mugabe dan menekankan peran yang mereka mainkan dalam perkembangan ini. "Dia juga berbicara tentang pekerjaan dan kedamaian, sangat banyak yang ingin didengar orang," katanya.