Jumat 08 Dec 2017 15:49 WIB

Mengapa Yerusalem Begitu Penting Bagi Tiga Umat Ini?

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agus Yulianto
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagaikan halilintar kala terik siang, wacana Donald Trump hendak menyematkan status baru atas Yerusalem mengejutkan dunia internasional. Terbukti, presiden Amerika Serikat ke-45 itu bersikeras. Pada Rabu (6/12) waktu setempat, politikus Partai Republik itu secara resmi mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Langkah ini jelas-jelas ditentang bukan hanya Dunia Islam dan Arab, melainkan juga negara-negara yang selama ini bersekutu dengan AS, termasuk Uni Eropa dan Inggris Raya. Bahkan, seorang mantan duta besar AS untuk Israel, Daniel Kurtzer, memprediksi Amerika Serikat akan diisolasi dunia internasional. Dia menilai, kebijakan Trump tersebut begitu sembrono. Demikian kutipan berita The Times of Israel, hari ini.

Wajar bila Trump kemudian menjadi musuh bersama. Sebab, Yerusalem bukanlah kota biasa. Tiga agama besar sedunia menjadikan Kota Tua Yerusalem sebagai situs suci. Ketiganya sama-sama menjadikan sosok Nabi Ibrahim sebagai figur sentral dalam ajarannya.

Sebagai sebuah situs, Kota Tua Yerusalem dapat dipilah menjadi tiga bagian, yakni untuk Islam, Kristen, dan Yahudi. Secara keseluruhan, kawasan ini dikelilingi tembok yang cukup tinggi, dengan pintu-pintu gerbang di keempat sisinya.

Bagian Islam mendominasi sisi timur Kota Tua Yerusalem. Qubbat ash-Shakhrah (Dome of the Rock) dan tentu saja Masjid al-Aqsa termasuk di dalamnya. Para pengunjung dapat masuk via Gerbang Damaskus dan Gerbang Herod dari arah utara; atau Gerbang Singa dan Gerbang Rahmah/Gerbang Emas dari arah timur sehingga tepat menjumpai indahnya Qubbat ash-Shakhrah.

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW mengalami perjalanan Isra dan Miraj dalam satu malam. Rasulullah SAW diyakini berangkat ke Sidratul Muntaha dari sebuah titik yang kini tempat berdirinya Qubbat ash-Shakhrah. Khalifah Umar bin Khaththab berjasa besar dalam memugar situs ini secara signifikan. Selain itu, Masjid al-Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam. Hal ini sebelum Allah SWT menjatuhkan perintah agar Kabah di Makkah menjadi kiblat para pengikut Nabi Muhammad SAW sampai saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement