REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak telah mengumumkan bahwa perang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah berakhir. Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan pasukan Irak telah mengusir sisa militan ISIS yang ada di negara tersebut setelah tiga tahun lamanya ISIS menguasai sekitar sepertiga wilayah Irak
Pasukan Irak merebut kembali daerah-daerah terakhir yang masih berada di bawah kendali ISIS di sepanjang perbatasan dengan Suriah,
"Panglima Tertinggi Haider AlAbadi mengumumkan bahwa angkatan bersenjata Irak telah mengamankan gurun barat dan seluruh perbatasan Suriah. Ini menandai berakhirnya perang melawan ISIS yang telah benar-benar dikalahkan dan diusir dari Irak," tulis akun media sosial resmi pemerintah federal.
Dalam tweet terpisah Abadi mengatakan pasukan Irak telah mengamankan seluruh wilayah perbatasan Irak-Suriah. "Kami mengalahkan ISIS melalui persatuan dan pengorbanan kami untuk bangsa ini. Hiduplah Irak dan rakyatnya," kata Abadi.
Koalisi pimpinan AS yang telah mendukung Irak melawan ISIS menyampaikan ucapan selamatnya atas pencapaian pasukan Irak dalam mengalahkan ISIS.
"Koalisi mengucapkan selamat kepada rakyat Irak atas kemenangan signifikan mereka melawan ISIS. Kami berdiri di samping mereka saat mereka menetapkan syarat untuk mendapatkan jati diri yang aman dan sejahtera, "tulis Koalisi pimpinan AS di twitter.
Bulan lalu pasukan Irak merebut Rawa, kota terakhir yang tersisa di bawah kendali ISIS, di dekat perbatasan Suriah
Mosul, ibukota de facto kelompok tersebut di Irak, direbut pada Juli setelah pertempuran sembilan bulan yang melelahkan yang didukung oleh koalisi pimpinan AS. Ibukota ISIS di Suriah Raqqa juga berhasil direbut kembali oleh koalisi pimpinan Kurdi yang didukung AS pada September.
Pasukan yang memerangi ISIS di kedua negara mengharapkan fase baru dari perang gerilya, dimana militan ISIS telah menunjukan taktiknya.
Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, pada 2014 telah mengumumkan di Mosul pendirian kekhalifahan. Ia merilis sebuah rekaman audio pada 28 September yang mengindikasikan bahwa dia masih hidup, setelah adanya laporan bahwa Baghdadi terbunuh. Dia mendesak pengikutnya untuk terus berjuang meski mengalami kemunduran.
Ia diyakini bersembunyi di hamparan padang pasir di daerah perbatasan.
Di Irak, kelompok tersebut menghadapi pasukan pemerintah Irak yang didukung AS dan kelompok paramiliter terlatih yang dikenal dengan Mobilisasi Populer.
Advertisement