Ditipu dengan janji-janji ISIS
Tapi bukannya mendapatkan apa yang sudah dijanjikan, Aldiansyah malah mengatakan ia menderita. "Setelah saya selesai latihan, kami pergi dengan mobil saat kami diserang oleh pesawat tempur. Seluruh teman saya terbunuh tapi saya selamat," katanya.
"Saya terluka, sakit dan kelaparan ... saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya tidak mengerti apa-apa, dan saya tidak mengerti bahasa Arab. Saya mendekati penduduk setempat, minta bantuan mereka, tapi mereka malah menghindari saya."
Dengan cepat ia ditangkap SDF yang didukung negara-negara barat. Kini ia ingin kembali ke Bogor dan mengatakan ia tidak akan mengancam siapa pun.
"Saya tidak akan menciptakan masalah [bagi negara Barat]. Saya telah diajarkan di masa lalu untuk selalu menyerang mereka, untuk membuat masalah. Tapi sekarang, ISIS tidak peduli dengan saya, mengapa saya harus mengikuti ajaran mereka? Inilah yang benar soal ISIS, "katanya.
"Mereka selalu mengklaim 'umat Muslim mencintai mereka' tapi setelah saya datang ke sini, saya menemukan banyak penduduk setempat yang tidak menyukai mereka."
ISIS mengaku anak-anak dirawat oleh dokter Australia
Sama halnya dengan orang asal Indonesia, ada banyak bukti muncul soal kehadiran warga Australia di Raqqa. Dokter asal Australia, Tareq Kamleh pernah terkenal membuat video propaganda soal kualitas perawatan dalam kekhalifahan.
Sementara perempuan asal Maroko yang menikah dengan milisi ISIS mengatakan anak-anak mereka sudah dirawat oleh orang Australia. "Saya biasanya pergi dengan suami saat anak-anak saya sakit di rumah sakit nasional. Ada seorang dokter bernama Abu Mohammed al Australi, dia ahli merawat anak-anak dan baik kepada anak-anak," kata Khadija el Hamri.
Dia dan beberapa 'pengantin' ISIS lainnya menjelaskan gambaran di Kamleh dan bersikeras jika mereka bertemu orang Australia yang berbeda. Dan orang tersebut tak hanya mengurusi urusan medis.
"Suami saya mengatakan dokter Australia tersebut bertugas menjaga rezim Suriah dengan senjata dan rompi militer dan saat dia kembali, ia datang ke rumah sakit untuk merawat anak-anak," katanya.
Pejabat Kurdi mengatakan semua anggota ISIS, terlepas apakah mereka mengaku sebagai milisi atau tidak, harus dianggap berbahaya.
"Mereka melakukan perjalanan ribuan kilometer dan menempatkan diri dalam kekhalifahan yang menyerang kota-kota membunuh anak-anak kita. Tidak tepat jika mengatakan teror hanya berasal dari pistol. Senapan adalah hasil dari sebuah ideologi," kata Mustafa Bali, juru bicara SDF
Sementara ISIS telah kehilangan kontrol di Suriah, pengikutnya telah menyebar secara jauh dan luas.
Anda bisa simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.