Rabu 10 Jan 2018 02:29 WIB

Jepang Tolak Upaya Korsel Ungkit "Perempuan Penghibur"

Bendera Korea dan Jepang (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Bendera Korea dan Jepang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang menolak langkah lanjutan kesepakatan 2015 terkait isu "perempuan penghibur" Korea Selatan. Jepang berpendapat persoalan tersebut sudah selesai sesuai dengan kesepakatan 2015.

Jepang menyatakan, setiap upaya Korsel merevisi kesepakatan tersebut hanya akan membuat hubungan kedua negara menjadi tak terkendali.  Jepang menolak saran apapun untuk mengambil langkah memperluas kesepakatan 2015.

Dalam kesepakatan tersebut, Jepang meminta maaf kepada korban dan memberikan dana sebesar 1 miliar yen (8,8 juta dolar AS) untuk sebuah lembaga dana demi mendukung kehidupan mereka. 

Isu mengenai perempuan penghibur tersebut memecah belah kedua negara, dan menurut Jepang terselesaikan dengan kesepakatan 2015. Jepang dan Korsel berbagi sejarah pahit yang mencakup kolonisasi Jepang pada 1910-1945, namun sekutu Amerika Serikat tersebut merupakan pusat terpenting bagi upaya mengendalikan program nuklir dan misil Korea Utara.

Sebuah penyelidikan Korsel yang ditunjuk oleh pemerintah menyimpulkan pada bulan lalu bahwa perselisihan mengenai wanita penghibur tidak dapat "diselesaikan secara mendasar" karena tuntutan korban atas kompensasi hukum belum terpenuhi.

Korsel tidak akan berusaha untuk merundingkan kembali kesepakatan 2015, meskipun pihaknya gagal memenuhi kebutuhan korban dan menyelesaikan perseteruan tersebut, demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Kang Kyung-wha pada Selasa.

Namun dirinya mengharapkan Jepang akan melakukan upaya lebih lanjut untuk membantu para wanita Korsel mendapatkan kembali kehormatan dan martabat serta menyembuhkan rasa sakit hati para wanita tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement