Selasa 06 Feb 2018 08:19 WIB

Lebanon Protes Tembok Perbatasan Israel Langgar Kedaulatan

Protes Lebanon pada Israel meningkatkan ketegangan kedua negara.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Pembangunan tembok batas Israel-Lebanon
Foto: mideast.foreignpolicy.com
Pembangunan tembok batas Israel-Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebanon mengatakan sebuah tembok yang akan dibangun Israel di perbatasan merupakan bentuk pelanggaran terhadap kedaulatan. Hal ini disampaikan pemerintah Lebanon dalam sebuah pertemuan dengan perwira militer Lebanon dan Israel yang diketuai oleh penjaga perdamaian PBB.

"Pihak Lebanon meninjau kembali masalah tembok yang ingin dibangun oleh Israel. Kami mengkonfirmasikan posisi pemerintah Lebanon menolak pembangunan tembok ini karena melanggar kedaulatan Lebanon," kata tentara Lebanon dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan.

Ketidaksepakatan mengenai tembok perbatasan dan rencana Lebanon untuk mengeksplorasi minyak dan gas lepas pantai di perairan maritim yang disengketakan telah meningkatkan ketegangan antara Israel dan Lebanon. Tentara Israel sebelumnya mengatakan bahwa pekerjaan konstruksi sedang dilakukan di wilayah berdaulat.

Sementara itu, pemerintah Lebanon mengatakan tembok tersebut melewati wilayah yang menjadi milik Lebanon. Namun, terletak di Jalur Biru sisi Israel yang ditunjuk PBB untuk membatasi penarikan Israel dari Lebanon selatan pada 2000.

Menteri pertahanan Israel, yang menangani perselisihan tersebut pekan lalu, menuduh Hizbullah melakukan provokasi. Hal itu dengan mengatakan bahwa Israel telah menarik diri ke perbatasan dengan Lebanon yang diakui internasional. Kedua negara bertemu di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dalam pertemuan antara tiga pihak yang dilakukan reguler di daerah perbatasan Ras al-Naqoura. Hizbullah dan Israel terakhir bertempur dalam konflik besar di 2006.

Dalam sebuah pernyataan, UNIFIL mengatakan bahwa pertemuan tersebut mendapat banyak perhatian karena pekerjaan teknik di sebelah selatan Jalur Biru yang sebelumnya diumumkan oleh pihak Israel. Komandan kekuatan UNIFIL Mayor Jenderal Beary mencatat bahwa ada periode ketenangan yang relatif sejak pertemuan yang terakhir.

"Namun, ada banyak aktivitas di sepanjang Jalur Biru. Saya ingin mengakui pengekangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam mengurangi ketegangan dan menjaga stabilitas, "katanya.

Dalam pertemuan tersebut, pihak Lebanon juga menolak komentar Israel baru-baru ini mengenai eksplorasi energi lepas pantai Lebanon. Pada Rabu, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menggambarkan tender eksplorasi minyak dan gas lepas pantai Lebanon sangat provokatif. Ia mengatakan ini akan menimbulkan masalah bagi perusahaan internasional jika ikut berpartisipasi.

Lebanon memiliki perselisihan perbatasan maritim yang belum terselesaikan dengan Israel di atas wilayah segitiga laut sekitar 860 km persegi. Wilayah ini membentang di sepanjang tiga dari lima blok Lebanon yang diajukan pada awal tahun lalu.

Lebanon pada Desember menyetujui sebuah tawaran oleh sebuah konsorsium Total Prancis, Eni Italia dan Novatek Rusia untuk dua blok. Salah satu blok yang diberikan, Blok 9, berbatasan dengan perairan Israel. "Blok tersebut seluruhnya terletak di perairan Lebanon dan wilayah ekonomi," kata pernyataan militer tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement